> >

PBB Kecam Penyiksaan dan Pembunuhan Tawanan Perang Ukraina maupun Rusia

Kompas dunia | 24 Maret 2023, 23:53 WIB
Tim pemantau HAM PBB mendokumentasikan puluhan kasus pembunuhan tawanan perang yang dilakukan oleh Ukraina maupun Rusia, serta penggunaan penyiksaan, perisai manusia, dan penyalahgunaan lainnya terhadap tawanan perang sejak Rusia menyerang negara tetangganya. (Sumber: UN Multimedia)

KIEV, KOMPAS.TV - Tim pemantau HAM PBB mendokumentasikan puluhan kasus pembunuhan tawanan perang Ukraina maupun Rusia.

Tim tersebut juga mencatat penggunaan penyiksaan, perisai manusia, dan penyalahgunaan lainnya terhadap tawanan perang yang bisa dikategorikan sebagai kejahatan perang, sejak Rusia menyerang negara tetangganya itu.

Hal itu terungkap dalam laporan yang dirilis Jumat (24/3/2023).

Ini adalah pandangan penuh pertama dari misi kantor hak asasi manusia PBB di Ukraina terkait perlakuan terhadap tawanan perang, yang dirilis bersamaan dengan pembaruan informasi pelanggaran HAM secara keseluruhan selama periode enam bulan hingga Januari.

Laporan ini didasarkan pada wawancara terhadap sekitar 400 tawanan perang, setengah dari mereka adalah warga Ukraina yang dibebaskan dan setengahnya lagi adalah warga Rusia yang ditahan di Ukraina.

Tim tersebut mengatakan tidak punya akses ke tawanan perang yang ditahan di Rusia atau di wilayah Ukraina yang diduduki oleh Rusia, di mana mereka mengidentifikasi 48 lokasi penahanan.

Misi tersebut mengatakan, meskipun begitu, mereka mendokumentasikan sekitar 40 eksekusi selama 13 bulan perang.

Kantor HAM PBB, yang punya tim pemantau di Ukraina sejak pertempuran pecah di wilayah Ukraina yang diklaim oleh separatis yang didukung Rusia pada 2014, mengatakan temuannya didasarkan pada kasus yang terkonfirmasi dan biasanya jumlahnya lebih kecil daripada angka sebenarnya.

"Kami sangat prihatin tentang eksekusi hingga 25 tawanan perang Rusia dan orang yang diperintahkan untuk bertempur oleh pasukan bersenjata Ukraina, yang kami dokumentasikan," kata Matilda Bogner, kepala misi pemantauan PBB, dalam konferensi pers di Kiev.

Bogner merinci penyalahgunaan yang diduga dilakukan oleh kedua belah pihak tetapi mencatat serangan Rusia ke Ukraina menjadi akar dari kekerasan terhadap warga sipil dan tawanan perang.

Dia mengatakan para jaksa Ukraina sedang menyelidiki beberapa kasus, tetapi belum ada yang dibawa ke pengadilan.

Baca Juga: Ukraina Percaya Diri Pasukan Rusia Berkurang di Bakhmut, Serangan Balasan akan Diluncurkan

Tangkapan layar video yang menampilkan dugaan eksekusi massal tawanan Rusia oleh pasukan Ukraina yang viral di media sosial. (Sumber: Tangkapan layar Twitter)

"Terkait perlakuan terhadap tawanan perang Ukraina, kami juga sangat prihatin tentang rangkuman eksekusi terhadap 15 tawanan perang Ukraina yang terjadi segera setelah ditangkap oleh pasukan bersenjata Rusia," ujar Bogner.

"Kelompok Wagner, kontraktor militer dan keamanan, melakukan 11 dari eksekusi-eksekusi tersebut."

Misi tersebut juga mendokumentasikan lima kasus di mana tawanan perang Ukraina meninggal setelah disiksa atau diperlakukan dengan buruk, serta empat kasus kematian karena kurangnya perawatan medis selama penahanan.

Laporan tersebut menemukan meskipun penyalahgunaan terhadap tawanan perang terjadi di kedua belah pihak, hal itu jauh lebih umum terjadi terhadap warga Ukraina, lebih dari 9 dari 10 responden melaporkan penyalahgunaan, daripada terhadap warga Rusia, sekitar setengah dari mereka bersaksi mengalami penyalahgunaan.

Baca Juga: Ukraina Percaya Diri Pasukan Rusia Berkurang di Bakhmut, Serangan Balasan akan Diluncurkan

Dalam pembaruan terbarunya mengenai pelanggaran hak asasi manusia yang mempengaruhi kelompok lain, kantor HAM PBB mengatakan anak-anak dari kota Kharkiv di Ukraina timur laut dikirim ke "kamp musim panas" di Rusia dengan persetujuan orang tua tetapi tidak kembali ke rumah seperti yang diharapkan setelah masa liburan.

Beberapa bagian provinsi Kharkiv diduduki oleh Rusia tahun lalu sebelum militer Ukraina merebutnya dalam serangan balik musim panas.

Sebanyak 200 anak dikirim ke kamp di kota Krasnodarskyi Krai, Rusia, dan tetap tinggal di sana setelah musim panas dan didaftarkan ke sekolah setempat, menurut laporan kedua.

Pembaruan tersebut mencatat pihak berwenang Rusia mengatakan pada Oktober lalu, hingga 2.500 anak dari Ukraina tinggal di pusat akomodasi sementara di Rusia, dan beberapa dari mereka tinggal di sana.

Namun, kantor HAM PBB mengingatkan masih belum jelas berapa banyak anak yang tidak didampingi orang tua, yang ditempatkan di kamp, tempat tinggal sementara, atau perawatan institusional di Rusia, serta berapa banyak anak yang dipindahkan ke sana bersama orang tua mereka.

PBB melaporkan awal pekan ini sejak serangan massal Rusia pada 24 Februari 2022, sebanyak 8.317 warga sipil tewas di Ukraina, dan 13.809 orang lainnya terluka terkait konflik tersebut.

PBB memperingatkan angka tersebut tidak mencerminkan jumlah korban sebenarnya.

 

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : Kompas TV/Associated Press


TERBARU