> >

Badan Atletik Dunia Resmi Larang Transgender Berkompetisi di Nomor Perempuan: Ini Perkara Keadilan

Kompas dunia | 24 Maret 2023, 04:53 WIB
Presiden World Athletics, Sebastian Coe, hari Kamis, (23/3/2023) mengumumkan perempuan transgender tidak lagi diizinkan berpartisipasi dalam kompetisi atletik perempuan, terlepas dari tingkat testosteron mereka. Hal ini dikarenakan pertimbangan fairness atau keadilan yang lebih penting dari inklusi (Sumber: AP Photo)

"Keputusan selalu sulit ketika melibatkan kebutuhan dan hak yang saling bertentangan antara kelompok yang berbeda, tetapi kami terus berpendapat kami harus menjaga kesetaraan bagi atlet perempuan di atas pertimbangan lainnya.

"Kami akan dipandu oleh ilmu pengetahuan seputar performa fisik dan keuntungan pria yang pasti akan berkembang dalam beberapa tahun mendatang. Seiring semakin banyak bukti yang tersedia, kami akan meninjau posisi kami, tetapi kami percaya integritas kategori perempuan dalam atletik adalah yang utama."

Dalam sebuah pernyataan, World Athletics mengumumkan tampaknya "tidak banyak dukungan dalam olahraga" untuk opsi yang disajikan kepada pemangku kepentingan, yang mengharuskan atlet transgender menjaga tingkat testosteron mereka di bawah 2,5nmol / L (nanomol per liter darah) selama 24 bulan agar memenuhi syarat berkompetisi secara internasional dalam kategori perempuan.

"Tidak ada atlet transgender yang saat ini berkompetisi secara internasional dalam atletik dan oleh karena itu tidak ada bukti khusus atletik mengenai dampak yang akan ditimbulkan oleh atlet-atlet ini terhadap keadilan persaingan perempuan dalam atletik.

"Dalam keadaan seperti ini, Dewan memutuskan memprioritaskan keadilan dan integritas persaingan perempuan sebelum inklusi."

World Athletics juga mengubah peraturan yang mencakup atlet yang diklasifikasikan sebagai DSD, dengan kata lain punya "perbedaan perkembangan seksual". 

Atlet DSD yang paling terkenal adalah juara Olimpiade ganda 800m Caster Semenya dari Afrika Selatan.

Atlet DSD harus menurunkan kadar testosteron darah mereka di bawah 2,5 nanomol per liter agar bisa bersaing di kategori perempuan sesuai dengan regulasi baru. Hal ini berarti menurunkan kadar testosteron darah dari level saat ini sebesar lima nanomol per liter.

Atlet DSD juga harus menjaga agar kadar testosteron tetap di bawah ambang batas ini selama dua tahun, bukan hanya satu tahun seperti yang berlaku saat ini.

Selain itu, World Athletics juga menghapus prinsip acara terbatas untuk atlet DSD, yang berarti regulasi sekarang mencakup semua acara, bukan hanya acara dari 400 meter hingga satu mil yang sebelumnya dipantau.

 

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Gading-Persada

Sumber : Kompas TV/France24


TERBARU