> >

Macron Bikin Marah Rakyat Prancis Usai Putuskan Reformasi Pensiun Tanpa Voting, Demonstrasi Ricuh

Kompas dunia | 17 Maret 2023, 05:55 WIB
Presiden Prancis, Emmanuel Macron. Macron membuat rakyat Prancis marah usai melakukan reformasi pensiun tanpa voting di parlemen, Kamis (16/3/2023). (Sumber: AP Photo/Michel Euler, Pool, File)

PARIS, KOMPAS.TV - Keputusan Presiden Prancis, Emmanuel Macron melakukan reformasi pensiun tanpa voting di parlemen membuat rakyat Prancis marah.

Demonstrasi pun terjadi dan berakhir ricuh setelah polisi bentrok dengan para demonstran di Paris, Kamis (16/3/2023) kemarin.

Kerumunan orang berkumpul di Place de la Concorde untuk merespons kenaikan usia pensiun dari 62 tahun ke 64 tahun.

Rencana reformasi pensiun itu sudah diembuskan sejak dua bulan lalu yang memicu perdebatan panas dan unjuk rasa.

Baca Juga: Inilah Bocoran Kesepakatan Pemulihan Hubungan Arab Saudi dan Iran yang Dimotori China, Menggemparkan

Akhirnya, Perdana Menteri Prancis, Elisabeth Borne menggunakan pasal 49:3 konstitusi, yaitu mengizinkan pemerintah Prancis menghindari pemungutan suara di Majelis Parlemen.

Keputusan diambil beberapa menit sebelum anggota parlemen dijadwalkan memberikan suara pada Rancangan Undang Undang (RUU) kontroversial tersebut, karena tak ada jaminan untuk memenangkan suara mayoritas.

Langkah itu menyebabkan kemarahan di kalangan politisi oposisi.

Banyak yang mencemooh Macron, menyanyikan La Marseillaise dan mengangkat tanda protes di parlemen.

Pemimpin oposisi sayap kanan, Marine Le Pen menegaskan mosi tak percaya akan diajukan terhadap pemerintahan Macron.

Sedangkan pemimpin partai sayap kiri, La France Insoumise (LFI) Mathilde Panot, mencuitkan di Twitter, bahwa Macron telah membawa Prancis ke krisis pemerintahan, tanpa parlemen atau legitimasi popular.

Ribuan orang dilaporkan keluar ke jalan-jalan di Paris dan kota lainnya di Prancis.

Mereka menyanyikan lagu kebangsaan, dan mengibarkan bendera serikat buruh.

Beberapa pengunjuk rasa bentrok dengan polisi saat malam tiba.

Baca Juga: AS Wajib Waspada, China Punya Rudal Hipersonik Lebih Canggih dari Rusia dan Bisa Serang Kapan pun

Api dinyalakan di tengah Place de Concorde dan polisi dengan tameng dan pentungan menembakkan gas air mata, dan bergerak untuk mengosongkan alun-alun.

Kepolisian Paris mengungkapkan menjelang malah, 120 orang telah ditangkap.

Polisi masih melakukan penangkapan ketika pada demonstran bubar, dengan mengungkapkan telah menahan delapan orang.

Tetapi serikat pekerja bersumpah mempertahankan penentangan mereka terhadap perubahan usia pensiun, dan Confederation Generale du Travail (CGT) mengatakan hari pemogokan dan demonstrasi direncanakan pada Kamis (23/3/2023).

 

Penulis : Haryo Jati Editor : Gading-Persada

Sumber : BBC


TERBARU