> >

Memprihatinkan! Orang Tua di Korea Utara Telantarkan Anak ke Panti Asuhan karena Kelaparan

Kompas dunia | 16 Maret 2023, 18:20 WIB
Ilustrasi anak-anak Korea Utara tengah bersekolah. (Sumber: AP)

PYONGAN, KOMPAS.TV - Angka anak yatim piatu di panti asuhan di Korea Utara dilaporkan meningkat setelah banyak orang tua menelantarkan anak-anak mereka di tempat itu pada malam hari.

Menurut sumber Radio Free Asia di negara tersebut, penelantaran itu terjadi karena kelaparan yang menerpa negara tertutup tersebut.

Sang sumber mengungkap, jika anak mereka berada di panti asuhan, para orang tua menganggap, setidaknya anak-anak mereka akan diberi makan dan diurus.

Aksi putus asa tersebut dilakukan karena kepercayaan bahwa panti asuhan menerima pasokan makanan dan obat-obatan yang didonasikan oleh masyarakat internasional.

Baca Juga: Heboh Pemadam Kebakaran China Lakukan Penyelamatan meski Nyaris Beku, Dielukan sebagai Pahlawan

“Pada pagi (27 Februari), seorang pegawai panti asuhan di Pukchang menemukan bocah perempuan dua tahun berbaring di pintu depan panti,” kata warga daerah di Pyongan Selatan itu.

Sumber tersebut mengatakan, perempuan yang kelaparan secara diam-diam meninggalkan anak mereka pada malam hari atau pada dini hari.

Setelah itu, para perempuan itu kemudian menghilang tanpa jejak.

“(Mereka) tahu bahwa komunitas internasional telah mengirim banyak hal seperti makanan, minyak, dan baju ke panti asuhan selama beberapa tahun, jadi setidaknya anak-anak tersebut tak kelaparan,” katanya.

Korea Utara mengalami kekurangan makanan yang kronis sejak runtuhnya Uni Soviet pada 1990-an.

Kondisi itu diperparah dengan pandemi Covid-19, di mana Korea Utara dan China menutup perbatasan mereka dan menghentikan semua kegiatan perdagangan.

Meski angkutan kereta api telah dilanjutkan, kekurangan makanan masih lebih buruk daripada sebelum pandemi.

Sumber itu mengatakan, panti asuhan Kota Puckang dilaporkan mendapat peningkatan populasi mencapai 110 anak.

Ia juga menambahkan, dua panti asuhan di provinsi yang sama di Kota Sunchon, menemukan adanya bayi di pintu depan mereka setiap pekan.

“Di pemukiman Ryonpo tempat saya tinggal, mereka mengubah perusahaan pusat rekreasi menjadi panti asuhan pada 2012,” kata sumber kedua.

Baca Juga: Gawat! 2,5 Ton Uranium Hilang di Libya, Kata Badan Pengawas Nuklir Internasional IAEA

“Beberapa hari lalu, ada anak tiga tahun ditemukan menangis di tangga pintu mereka,” tambahnya.

Sumber itu mengatakan bahwa larangan bepergian saat pembatasan Covid-19 yang masih dilakukan telah membatasi kemampuan banyak orang mendapat uang.

Banyak keluarga di Korea Utara harus melakukan bisnis sampingan, karena gaji dari pemerintah tidak cukup.

Beberapa bisnis sampingan termasuk membeli barang impor di satu lokasi, kemudian menjualnya dengan harga yang lebih tinggi di tempat lain.

 

 

 

Penulis : Haryo Jati Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Radio Free Asian


TERBARU