> >

Malaysia Desak Pelaksanaan Konsensus Lima Poin ASEAN untuk Selesaikan Masalah Myanmar

Kompas dunia | 11 Februari 2023, 21:43 WIB
Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim, Jumat (10/2/2023), menekankan pentingnya upaya membangun "konsensus kuat untuk memberikan pesan yang kuat kepada rezim Myanmar" supaya mengakhiri diskriminasi, marginalisasi, intimidasi, dan kekerasan terhadap rakyatnya. (Sumber: Virna P Setyorini/Antara)

KUALA LUMPUR, KOMPAS.TV - Menteri Luar Negeri Malaysia Zambry Abd Kadir menekankan pentingnya Konsensus Lima Poin (5PC) yang dihasilkan para pemimpin ASEAN pada April 2021 soal Myanmar, diterapkan secara penuh dan efektif.

Dalam keterangan pers Kementerian Luar Malaysia, Sabtu (11/2/2023), Zambry mengatakan negaranya akan terus bekerja sama erat dan konstruktif dengan sesama negara anggota ASEAN untuk membantu Myanmar mencapai solusi damai dan berkelanjutan. 

Malaysia, ujarnya, mendukung upaya-upaya yang dilakukan oleh ASEAN di bawah keketuaan Indonesia dan melalui pengiriman utusan khusus untuk Myanmar, seperti yang disetujui organisasi bangsa-bangsa Asia Tenggara tersebut.

Sebelumnya, Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim menekankan pentingnya upaya membangun "konsensus kuat untuk memberikan pesan yang kuat kepada rezim Myanmar" supaya mengakhiri diskriminasi, marginalisasi, intimidasi, dan kekerasan terhadap rakyatnya.

Pernyataan itu ia sampaikan ketika memberikan pidato utama pada pertemuan Kamar Dagang Malaysia-Thailand di Bangkok, Jumat (10/2/2023).

Anwar menegaskan masalah Myanmar tidak boleh dibiarkan mengalihkan perhatian ASEAN dalam melanjutkan kerja sama untuk meningkatkan perdamaian, keamanan, dan kemakmuran bagi ASEAN dan rakyatnya dalam mewujudkan cita-cita Komunitas ASEAN. 

Tiga dari lima poin konsensus yang disepakati Myanmar dengan para pemimpin ASEAN adalah pengakhiran segera kekerasan di Myanmar, dialog antarsemua pihak terkait, dan penunjukan utusan khusus. 

Dua poin lainnya adalah penyaluran bantuan kemanusiaan oleh ASEAN untuk Myanmar, dan kunjungan utusan khusus ASEAN ke Myanmar untuk bertemu dengan semua pihak.

Baca Juga: Junta Militer Myanmar Kerja Sama dengan Rusia untuk Nuklir, Diyakini Bakal Dijadikan Senjata

Pemimpin junta militer Myanmar, Min Aung Hlaing (kedua dari kiri), dalam acara pembukaan Pusat Informasi dan Teknologi, Senin (6/2/2023). (Sumber: Militer Myanmar Via Radio Free Asia)

Sebelumnya pada Jumat, 3 Februari 2023, para menteri luar negeri ASEAN menggelar pertemuan pertama di Jakarta.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : Kompas TV/Antara


TERBARU