> >

Pilot Selandia Baru Diculik KKB Papua, Media Internasional Arus Utama Ramai Memberitakan

Kompas dunia | 7 Februari 2023, 19:34 WIB
Tangkapan layar pesawat Susi Air yang diduga dibakar di Nduga, Papua Pegunungan, Selasa (7/2/2023). Media internasional arus utama dunia hari Selasa, (7/2/2023) ramai memberitakan penculikan dan penyanderaan pilot Susi Air berkebangsaan Selandia Baru oleh Kelompok Kriminal Bersenjata yang menamakan diri kelompok separatis Papua. (Sumber: Kompas TV)

JAYAPURA, KOMPAS.TV - Media internasional arus utama dunia ramai memberitakan penculikan dan penyanderaan pilot Susi Air berkebangsaan Selandia Baru oleh Kelompok Kriminal Bersenjata yang menamakan diri kelompok separatis Papua, Selasa (7/2/2023).

Selain menculik pilot, kelompok tersebut membakar pesawat kecil milik Susi Air yang membawa enam orang setelah mendarat di bandara terpencil di Provinsi Papua pada Selasa (7/2) pagi, kata Polda Papua dan pernyataan KKB Papua seperti dilaporkan Associated Press.

Kantor berita dunia seperti Associated Press, Reuters, serta media Al Jazeera memberitakan peristiwa tersebut, yang kemudian dikutip berbagai media dunia.

Juru bicara KKB Papua Sebby Sambom menuturkan, personil Tentara Pembebasan Papua Barat, sayap militer Organisasi Papua Merdeka menyerbu pesawat tak lama setelah mendarat di Paro di Nduga, sebuah distrik pegunungan.

Sambom mengatakan, anak buahnya yang dipimpin oleh komandan kelompok Egianus Kogeya membakar pesawat dan menyandera pilotnya, Philips Max Marthin, sebagai bagian dari perjuangan kemerdekaan mereka. Ia meminta semua penerbangan ke Nduga dihentikan.

Baca Juga: Kapolri Soal Pilot-Penumpang Susi Air Diamankan KKB: Dalam Pencarian Tim Gabungan..

Media internasional arus utama dunia ramai memberitakan penculikan dan penyanderaan pilot Susi Air berkebangsaan Selandia Baru oleh Kelompok Kriminal Bersenjata yang menamakan diri kelompok separatis Papua, Selasa (7/2/2023). (Sumber: Tribun Network)

"Kami telah menyandera pilot dan membawanya keluar," kata Sambom dalam sebuah pernyataan. “Kami tidak akan pernah melepaskan pilot yang kami sandera, kecuali Indonesia mengakui dan membebaskan Papua dari penjajahan Indonesia.”

Sambom tidak memberikan lokasi pilot, sementara status kelima penumpang, termasuk seorang anak kecil, belum segera jelas.

Kelima penumpang itu, menurut laporan kantor berita Antara, bernama Demanus Gwijangge, Minda Gwijangge, Pelenus Gwijangge, Meita Gwijangge, dan Wetina W.

Associated Press melaporkan, konflik kelompok bersenjata Papua dan pasukan keamanan Indonesia kerap terjadi di wilayah Papua yang miskin, bekas jajahan Belanda di bagian barat Papua Nugini yang secara etnis dan budaya berbeda dari sebagian besar wilayah Indonesia. 

Papua dimasukkan ke dalam Indonesia tahun 1969 setelah pemungutan suara yang disponsori PBB. Sejak itu, pemberontakan tingkat rendah membara di wilayah kaya mineral yang terbagi menjadi dua provinsi, Papua dan Papua Barat.

Juru bicara kepolisian Papua Kombes Ignatius Benny Ady Prabowo mengatakan, tentara dan polisi sedang mencari pilot dan penumpang.

Baca Juga: Potret Pesawat Susi Air Dibakar di Nduga, Kondisi Pilot dan Penumpang Belum Diketahui

Pesawat yang dioperasikan oleh perusahaan penerbangan Indonesia Susi Air itu membawa sekitar 450 kilogram pasokan dari bandara di Timika, sebuah kota pertambangan di kabupaten tetangga Mimika.

Konflik di wilayah itu meningkat dalam satu tahun terakhir, dan puluhan pemberontak, pasukan keamanan, dan warga sipil tewas.

Juli tahun lalu, orang-orang bersenjata pemberontak separatis membunuh 10 pedagang yang berasal dari pulau-pulau lain di Indonesia dan seorang penduduk asli Papua. 

Sambom kemudian mengaku bertanggung jawab atas pembunuhan tersebut, menuduh para korban sebagai mata-mata pemerintah Indonesia.

Maret silam, kelompok separatis membunuh delapan teknisi yang sedang memperbaiki menara telekomunikasi jarak jauh. Sementara pada Desember 2018, setidaknya 31 pekerja konstruksi dan seorang tentara tewas dalam salah satu serangan terburuk di provinsi tersebut.

Terbang adalah satu-satunya cara praktis untuk mengakses banyak daerah di provinsi paling timur pegunungan dan hutan di Papua dan Papua Barat.

 

 

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Kompas TV/Associated Press


TERBARU