> >

Sosok Menteri Pertahanan Jerman yang Baru, Berlidah Tajam dan Dijuluki Jenderal Merah

Kompas dunia | 18 Januari 2023, 04:05 WIB
Majalah berpengaruh Der Spiegel menjuluki Boris Pistorius "Jenderal Merah", seorang pembicara yang lugas, berlidah tajam, yang kerap tidak diplomatis (Sumber: Der Spiegel)

BERLIN, KOMPAS.TV - Boris Pistorius, menteri pertahanan baru Jerman, tidak dikenal di panggung dunia, tetapi dia seorang politikus berpengalaman dengan kredensial dalam keamanan dan sejarah berbicara terus terang.

Pistorius, 62 tahun dari Sosial Demokrat (SPD) pimpinan Kanselir Olaf Scholz, akan menyelesaikan dari jabatannya saat ini sebagai menteri dalam negeri negara bagian Lower Saxony yang dia pegang sejak 2013.

Majalah berpengaruh Der Spiegel seperti dikutip France24, Senin (17/1/2023), menjuluki Boris Pistorius "Jenderal Merah", seorang pembicara yang lugas, berlidah tajam, yang kerap tidak diplomatis.

Der Spiegel menyebutnya sebagai politisi "berlidah tajam" yang "berulang kali membuat jejaknya pada kebijakan dalam negeri", terutama melalui banyak upaya yang dipuji untuk mereformasi polisi di negara bagiannya.

"Pistorius dianggap tidak sabaran, sering bertutur kurang ajar dan terkadang hampir tidak bisa menyembunyikan saat dia kesal dengan orang lain," tulis penyiar NDR tentang Pistorius pada bulan September lalu.

Namun, NDR juga memuji kemampuannya untuk "menyelesaikan pekerjaan", sambil juga melihat melampaui keprihatinan regional "ke Eropa dan politik federal".

Pada bulan Mei tahun lalu, Pistorius berterus terang tentang hak Ukraina untuk merebut kembali wilayah yang diambil oleh Rusia, membuatnya berselisih dengan banyak Sosial Demokrat lainnya yang enggan mendukung serangan balasan.

Baca Juga: Olaf Scholz Tunjuk Menteri Pertahanan Baru, Dianggap Orang yang Tepat saat Genting Krisis Ukraina

Tank pertahanan udara Gepard buatan Jerman yang diberikan kepada Ukraina. Jerman akan terus menimbang setiap langkah dengan hati-hati dan berkonsultasi dengan sekutunya soal pengiriman senjata lebih lanjut ke Ukraina, kata Kanselir Olaf Scholz, Jumat (13/1/2023). (Sumber: Ukraine Army)

Punya Jaringan Luas

"Merebut kembali wilayah pendudukan adalah sah dan sepenuhnya benar dan juga harus didukung oleh kita. Ukraina harus memenangkan perang," katanya dalam acara TV "Beisenherz".

Namun, dia juga mengkritik seruan untuk membuat Rusia tidak stabil, dengan alasan, "Akan ada saatnya setelah perang... ketika kita di Eropa akan dapat bergaul dengan Rusia, dalam bentuk apa pun."

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : France24


TERBARU