> >

Pajak Donald Trump Dipublikasikan, Terungkap Tak Bayar Pajak pada 2020 dan Miliki Rekening di China

Kompas dunia | 31 Desember 2022, 15:05 WIB
Mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. (Sumber: AP Photo/Evan Vucci)

WASHINGTON, KOMPAS.TV - Catatan pajak mantan Presiden Amerika Serikat (AS) dipublikasikan oleh Komite Kongres.

Catatan pajak itu menunjukkan Trump tak pernah bayar pajak federal pada 2020 dan memiliki rekening di China saat menjabat sebagai presiden.

Dokumen itu dikeluarkan Jumat (29/12/2022), dan membeberkan catatan pajak Trump dari 2015 hingga 2020.

Publikasi tersebut mengakhiri usaha Trump yang merahasiakannya.

Baca Juga: Laporan Kongres AS: Donald Trump Kriminal karena Sulut Pemberontakan 6 Januari 2021 Gedung Kongres

Dokumen tersebut menawarkan wawasan keuangan yang rumit dan rekening bank asing dari Trump, yang dituduh menyalahgunakan kursi kepresidenan untuk keuntungan pribadi.

Apalagi, ia bertekad untuk kembali bersaing dalam pemilihan presiden pada 2024.

Dikutip dari The Guardian, Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) AS telah merilis pada awal bulan ini dan tengah menganalisis dokumen-dokumen tersebut.

Dokumen itu pun menunjukkan Trump dan istrinya, Melania, tidak membayar pajak pendapatan federal pada 2020, tahun terakhir ia menjabat sebagai presiden.

Pada 2015, keduanya membayar pajak pendapatan federal sebesar 641.931 dolar AS atau setara Rp9,9 miliar.

Saat itu merupakan tahun di mana Trump memulai kampanyenya sebagai presiden.

Namun pada 2016 dan 2017, Trump dan Melania membayar 750 dolar AS (Rp11,6 juta).

Sedangkan pada 2018 ia membayar nyaris sebesar 1 juta dolar AS (Rp15,5 miliar), dan pada 2019 sebesar 133.455 dolar AS (Rp2 miliar).

Tetapi pada 2020, Trump sama sekali tak melakukan pembayaran pajak federal.

Angka-angka itu diyakini akibat adanya kerugian besar dalam bisnis Trump dan menggarisbawahi narasi-nya yang mengedepankan kekayaan dan kesuksesan, yang menjadi bagian penting dari labelnya selama kampanye 2016.

Trump juga dilaporkan memiliki rekening di Inggris, China, dan Irlandia sejak 2015 hingga 2017, saat ia menjabat sebagai Presiden AS.

Pada 2018, dilaporkan ia hanya memiliki rekening bank di Inggris.

Padahal saat debat presiden di 2020, Trump menegaskan telah menutup rekeningnya di China pada 2015.

“Saya menutupnya bahkan sebelum maju untuk menjadi presiden, dan tak memilikinya saat menjadi presiden,” kata Trump saat itu.

Anggota kongres terpilih dari New York, Daniel Goldman, yang menjadi penasihat Rumah Demokrat pada usaha pemakzulan pertama Trump, merespons temuan itu.

Baca Juga: WHO Terus Tekan China, Minta Data Covid-19 Segera Dibagikan

“Biasanya, Anda memiliki rekening bank di negara asing, karena Anda melakukan transaksi dengan mata uang negara itu,” katanya.

“Apa bisnis yang dilakukan Trump di China saat ia menjadi presiden,” tambahnya.

Catatan pajak itu juga memperlihatkan bahwa Trump memenuhi janji kampanyenya pada tiga tahun pertama menjabat sebagai presiden dengan memberikan gajinya ke yayasan amal.

Tapi pada 2020, terungkap bahwa ia melaporkan 0 dolar AS dalam pemberian amal.

 

 

Penulis : Haryo Jati Editor : Vyara-Lestari

Sumber : The Guardian


TERBARU