> >

Taiwan Perpanjang Masa Dinas Wajib Militer Menjadi 1 Tahun, Antisipasi Ketegangan dengan China

Kompas dunia | 28 Desember 2022, 06:00 WIB
Taiwan memperpanjang wajib militernya dari empat bulan saat ini menjadi satu tahun, sebagai bagian dari upaya meningkatkan kesiapan tempur. (Sumber: Straits Times)

TAIPEI, KOMPAS.TV - Taiwan memperpanjang wajib militernya dari empat bulan saat ini menjadi satu tahun, sebagai bagian dari upaya meningkatkan kesiapan tempur pulau itu di tengah meningkatnya ketegangan lintas selat.

Ancaman China menjadi lebih parah sejak latihan militer Beijing pada Agustus, kata Presiden Tsai Ing-wen pada konferensi pers hari Selasa. “Tidak ada yang menginginkan perang… tapi perdamaian tidak akan jatuh dari langit,” seperti dilansir Straits Times, Kamis (27/12/2022).

Persyaratan baru akan dimulai pada tahun 2024 dan akan berlaku bagi semua pria Taiwan yang lahir pada dan setelah 1 Januari 2005. Sejak tahun itu, wajib militer juga akan menerima gaji yang lebih tinggi sebesar NT$26.307 per bulan atau setara dengan Rp13 juta, sebuah lompatan besar dari NT$6.510 saat ini.

Perubahan itu terjadi ketika Beijing, yang memandang Taiwan sebagai provinsi yang memisahkan diri untuk "dipersatukan kembali", meningkatkan tekanan militer terhadap Taiwan.

Setelah kunjungan Ketua Kongres AS Nancy Pelosi ke Taipei pada bulan Agustus, yang dikutuk Beijing sebagai pelanggaran integritas teritorialnya, China meluncurkan serangkaian latihan militer yang belum pernah terjadi sebelumnya, termasuk menerbangkan rudal balistik ke pulau itu.

Kapal perang dan pesawat tempur China terus melintasi Selat Taiwan, yang memisahkan China dan Taiwan, hampir setiap hari.

Baca Juga: Siaga Serbuan Jet Tempur China, Taiwan Pantau Pergerakan lewat Sistem Rudal

Militer Taiwan bersama Presiden Tsai Ing-wen.Taiwan memperpanjang wajib militernya dari empat bulan saat ini menjadi satu tahun, sebagai bagian dari upaya meningkatkan kesiapan tempur. (Sumber: Taiwan Ministry of National Defense via AP)

Pada hari Minggu, militer China mengatakan melakukan "latihan serangan" di laut dan wilayah udara di sekitar Taiwan sebagai tanggapan atas apa yang dikatakannya sebagai provokasi dari Taiwan dan Amerika Serikat.

Pada hari Senin, pulau itu mengatakan setidaknya 71 pesawat angkatan udara China memasuki zona identifikasi pertahanan udaranya dalam waktu 24 jam, serangan terbesar yang dilaporkan hingga saat ini.

Agresi Beijing yang meningkat menyebabkan seruan berkelanjutan di Taiwan untuk memperkuat militernya – termasuk, sebagai permulaan, memiliki program pelatihan yang lebih lama untuk prajurit.

Kritikus lama berpendapat program dinas militer, yang saat ini termasuk latihan bayonet, terlalu kuno.

Pada hari Selasa, Tsai menjanjikan peningkatan pada program pelatihan, dan mengatakan akan ada lebih banyak latihan menembak dan pelatihan pertempuran jarak dekat, serta kesempatan untuk mengoperasikan senjata yang lebih kuat termasuk rudal antitank.

“Itu adalah keputusan yang sangat sulit, tetapi sebagai Presiden dan panglima tertinggi Taiwan, adalah tanggung jawab saya yang tidak dapat dihindari... untuk menjaga keamanan nasional dan memastikan generasi mendatang dapat hidup bebas dan dalam demokrasi.”

Baca Juga: Taiwan Luncurkan Jet Tempur Mencegat Puluhan Jet Tempur China yang Mendekat Zona Pertahanan Udara

Presiden Taiwan, Tsai Ing-wen memperhatikan latihan tentara Taiwan di Penghu, Selasa (30/8/2022). Taiwan memperpanjang wajib militernya dari empat bulan saat ini menjadi satu tahun, sebagai bagian dari upaya meningkatkan kesiapan tempur. (Sumber: Taiwan Ministry of National Defense via AP)

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Straits Times


TERBARU