> >

Waduh, Lavrov Tuding Pentagon Ancam Akan Membunuh Vladimir Putin, Singgung Ancaman Nuklir

Krisis rusia ukraina | 27 Desember 2022, 20:16 WIB
Ilustrasi. Presiden Vladimir Putin menjabat tangan personel yang tengah dilatih di pusat pelatihan Distrik Militer Barat Rusia di Ryazan, Rusia, 20 Oktober 2022. Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengklaim bahwa Amerika Serikat (AS) mengancam akan membunuh Presiden Vladimir Putin. (Sumber: Mikhail Klimentyev/Pool Kremlin/Sputnik via Associated Press)

MOSKOW, KOMPAS.TV - Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengklaim bahwa Amerika Serikat (AS) mengancam akan membunuh Presiden Vladimir Putin. Hal tersebut disampaikan Lavrov dalam wawancara bersama kantor berita Rusia, TASS pada Selasa (27/12/2022).

Lavrov menyinggung pernyataan yang dilontarkan “pejabat anonim dari Pentagon” tentang sebuah “serangan fatal” ke Kremlin. Ia menyebut pernyataan itu adalah suatu ancaman eliminasi Vladimir Putin secara fisik.

“Pihak yang mengambil langkah lebih jauh dari siapa pun ada di Washington. Ada sejumlah ‘pejabat anonim’ dari Pentagon yang benar-benar mengucapkan ancaman ‘serangan fatal’ ke Kremlin yang faktanya adalah ancaman pembunuhan presiden Rusia,” kata Lavrov dikutip TASS.

“Jika seseorang benar-benar memiliki ide seperti itu, orang itu harus berpikir keras dan panjang tentang konsekuensi yang mungkin dari rencana seperti itu,” lanjutnya.

Baca Juga: Putin Membela Diri soal Serangan ke Ukraina, Sebut Barat Ingin Menghancurkan Rusia

Lebih lanjut, Lavrov menyinggung pernyataan konfrontatif terkait nuklir yang diklaimnya dilontarkan oleh pejabat-pejabat negara Barat.

“Sepertinya mereka (Barat) telah membuang sisa-sisa kehormatan sendiri. Liz Truss (mantan PM Inggris Raya) adalah contoh jelas. Dia secara umum dan secara langsung mengatakan siap memerintahkan serangan nuklir dalam kampanye pra-pemilihan,” kata Lavrov.

“Volodymyr Zelenskyy (presiden Ukraina) telah melangkah jauh hingga mendesak NATO mengirim serangan nuklir preventif terhadap Rusia. Ini melanggar batas kepantasan. Namun, kami telah mendengar pernyataan yang lebih buruk dari tokoh-tokoh di dalam rezim (Kiev),” pungkas dia.

Perang Rusia-Ukraina belum menunjukkan tanda berhenti kendati telah berlangsung 10 bulan. Sejak September lalu, eskalasi situasi justru memanas usai Vladimir Putin menganeksasi empat daerah provinsial Ukraina.

Menaggapi aneksasi itu, Zelenskyy menegaskan tidak mau bernegosiasi dengan Rusia selama Putin masih menjadi presiden. Ia pun berikrar perang akan diakhiri dengan kemenangan Ukraina yang hendak merebut kembali daerah-daerah yang diduduki, termasuk Krimea.

Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Purwanto

Sumber : TASS


TERBARU