> >

Hacker Korea Utara Curi Aset Virtual Senilai USD1,2 M sepanjang 5 Tahun Terakhir

Kompas dunia | 24 Desember 2022, 08:26 WIB
Arsip foto pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un. | Badan Intelejen Korea Selatan (NIS) menyebut Korea Utara telah menggunakan hacker untuk mencuri aset virtual guna mendanai ekonomi dan pengembangan senjata nuklir mereka. (Sumber: Straits Times via KCNA)

SEOUL, KOMPAS.TV - Badan Intelejen Korea Selatan (NIS) mengatakan peretas atau hacker dari Korea Utara telah mencuri aset virtual senilai USD1,2 miliar sepanjang lima tahun terakhir.

Dalam pernyataan yang disampaikan Kamis (22/12/2022), para ahli dan pejabat menyebut Korea Utara meretas kripto dan melakukan aktivitas terlarang lainnya di dunia maya.

Associated Press mewartakan, Korea Utara melakukan pencurian demi mendulang sumber mata uang asing, untuk menopang ekonomi mereka yang rapuh, sekaligus mendanai program nuklir, menyusul sanksi keras dari PBB.

Sejak 2016, PBB telah melarang ekspor komuditas utama Korea Utara, seperti batu bara, tekstil, dan makanan laut. Negara-negara anggota PBB juga memulangkan pekerja mereka dari negara itu.

Terbaru, kondisi ekonomi negeri piminan Kim Jong Un disebut kian rapuh selepas terdampak pandemi Covid-19.

Baca Juga: Bjorka Belum Seberapa, Ini 5 Hacker Paling Berbahaya dan Terkenal di Dunia, Hingga Meretas Pentagon

NIS mengatakan peretas Korea Utara yang disponsori negara diprediksi telah mencuri 1,5 triliun won (USD1,2 miliar) dalam bentuk aset virtual, dari seluruh dunia, sejak 2017. Lebih dari setengahnya, yakni sekitar 800 miliar won (USD 626 juta), dilakukan pada tahun ini.

Sementara itu, sekitar 100 miliar won (USD78 juta) dari total angka tersebut dicuri dari Korea Selatan.

Badan Intelejen Korea Selatan itu menduga, hacker Korea Utara bakal melakukan lebih banyak serangan siber tahun depan.

Tujuannya yakni untuk mencuri teknologi canggih milik Korea Selatan, termasuk informasi rahasia tentang kebijakan luar negeri dan keamanan nasional negara tersebut.

Penulis : Rofi Ali Majid Editor : Gading-Persada

Sumber : Associated Press


TERBARU