> >

Dukung Perempuan Afghanistan Dapat Pendidikan Tinggi, Mahasiswa Mogok Belajar dan Dosen Mundur

Kompas dunia | 23 Desember 2022, 00:30 WIB
Puluhan dosen laki-laki universitas di Afghanistan mengundurkan diri dan siswa laki-laki keluar dari ruang kelas mereka untuk mendukung mahasiswa perempuan yang dipaksa keluar dari pendidikan tinggi menyusul keputusan Taliban. (Sumber: Bloomberg)

KABUL, KOMPAS.TV – Puluhan dosen laki-laki universitas di Afghanistan mengundurkan diri dan siswa laki-laki keluar dari ruang kelas mereka untuk mendukung mahasiswa perempuan yang dipaksa keluar dari pendidikan tinggi menyusul keputusan Taliban, seperti dilansir Bloomberg, Kamis (22/12/2022).

"Saya tidak ingin terus bekerja di suatu tempat di mana ada diskriminasi terorganisir terhadap gadis-gadis lugu dan berbakat di negara ini oleh mereka yang berkuasa," kata profesor Universitas Kabul Obaidullah Wardak di Twitter, Rabu (21/12).

Wardak berhenti sebagai protes atas larangan bagi perempuan untuk mendapat pendidikan tingkat universitas. Ia menyebut larangan itu "tidak adil dan tidak bermoral".

Beberapa perempuan dan anak perempuan juga turun ke jalan di ibu kota Kabul pada Kamis (22/12), meneriakkan “pendidikan untuk semua”. Media lokal melaporkan tentara Taliban memukul pengunjuk rasa dengan tongkat dan cambuk, sementara menahan lima dari mereka bersama dengan dua wartawan yang meliput acara tersebut.

Di tempat lain, sebuah unggahan media sosial oleh Pengawas Perdamaian Afghanistan menunjukkan beberapa siswa laki-laki berjalan keluar dari kelas mereka sebagai protes, sementara rekaman video menunjukkan para gadis menangis di dalam kelas ketika mendengar tentang larangan dari seorang guru.

Solidaritas yang ditunjukkan oleh beberapa pria Afghanistan menarik kesejajaran dengan negara tetangga Iran. Di Republik Islam itu, terjadi gelombang protes hingga saat ini menyusul kematian seorang perempuan berusia 22 tahun bernama Mahsa Amini dalam tahanan polisi moral September lalu.  Amini ditangkap karena diduga melanggar aturan negara yang mewajibkan perempuan berpakaian Islami menurut standar Iran.

Baca Juga: Dunia Termasuk Arab Saudi dan Qatar Desak Taliban Batalkan Larangan Perempuan Afghanistan Berkuliah

Teriakan itu, yang sebagian besar dipimpin oleh anak perempuan dan perempuan, mendapat dukungan dari ribuan laki-laki.

Menteri Pendidikan Tinggi Taliban Neda Mohammad Nadeem, salah satu Taliban yang paling konservatif, hari Selasa malam mengumumkan larangan perempuan masuk universitas. Anggota kelompok militan tidak membuang waktu untuk menegakkan dekrit tersebut.

Pada satu titik di hari Rabu, seorang mahasiswi melaporkan bahwa anggota Taliban menodongkan senjata ke arah mereka untuk mencegah mereka masuk ke kampus Kabul.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Kompas TV/Bloomberg/Associated Press


TERBARU