> >

Waduh, Pakistan Tuduh India Dalangi Insiden Bom Mobil di Lahore Tahun Lalu

Kompas dunia | 13 Desember 2022, 23:39 WIB
Ilustrasi. Pasukan paramiliter India berjaga di sebuah sekolah di pinggiran Srinagar, Kashmir, kawasan yang menjadi sengketa Pakistan-India. (Sumber: Tauseef Mustafa/France24 via AFP)

ISLAMABAD, KOMPAS.TV - Menteri Dalam Negeri Pakistan Rana Sanaullah Khan menuduh pemerintah India mendalangi insiden bom mobil di Lahore pada 2021 lalu. Insiden pengeboman ini terjadi di dekat rumah pemimpin kelompok ekstremis yang diduga mendalangi bom di Mumbai, India pada 2008 silam.

Melansir Associated Press, dalam konferensi pers di Islamabad pada Selasa (13/12/2022), Khan menyebut otoritas Pakistan telah menangkap sejumlah tersangka berkewarganegaraan Pakistan terkait insiden pengeboman pada Juni 2021 lalu.

Baca Juga: Eks PM Pakistan Imran Khan Akhirnya Muncul untuk Pertama Kali di depan Publik Usai Penembakan

Kata Khan, dengan bantuan Interpol, otoritas Pakistan akan memburu agen intelijen India yang diduga mendalangi serangan bom di Lahore. Ia menegaskan Pakistan punya bukti kuat tentang keterlibatan India.

Bom Lahore 2021 meledak di dekat pendiri kelompok ekstremis Laskar-e-Taiba, Hafiz Saeed. Ledakan ini menewaskan tiga orang.

Saeed sendiri saat ini mendekam di penjara Pakistan, divonis bersalah mendanai aktivitas militan anti-India.

Sementara itu, terkait tuduhan Pakistan ini, Kementerian Luar Negeri India belum merespons hingga berita ini diturunkan.

Kelompok Laskar-e-Taiba sendiri diketahui aktif selama bertahun-tahun di kawasan Himalaya, Kashmir. Kawasan ini terletak di perbatasan Pakistan-India dan menjadi wilayah sengketa kedua negara.

Di wilayah Kashmir yang dikuasai India, pecah pemberontakan sejak 1989. Kebanyakan warga Kashmir yang beragama Islam mendukung tujuan pemberontak untuk menyatukan Kashmir dengan Pakistan sepenuhnya atau membuat negara sendiri.

Baca Juga: Duduk Perkara Bentrok Tentara China vs India di Perbatasan: Rebutan Wilayah Bekas Perang 1962

Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Associated Press


TERBARU