> >

Iran Kembali Perkaya Uranium hingga 60%, Semakin Dekati Level Senjata Nuklir

Kompas dunia | 22 November 2022, 19:19 WIB
Ilustrasi. Fasilitas nuklir Iran di Natanz, Teheran. Iran dilaporkan kembali memproduksi uranium yang diperkaya hingga kemurnian 60%, selangkah lagi mendekati level uranium senjata nuklir, yakni 90%. (Sumber: Atomic Energy Organization of Iran via AP, File)

TEHERAN, KOMPAS.TV - Iran dilaporkan kembali memproduksi uranium yang diperkaya hingga kemurnian 60%. Produksi ini dilakukan di situs nuklir Fordo, sekitar 100 kilometer di selatan ibu kota Teheran.

Pengayaan ini diwartakan oleh kantior berita resmi Iran, IRNA, Selasa (22/11/2022). Pengayaan ini pun dipandang sebagai perkembangan signifikan bagi program nuklir Iran.

Associated Press melaporkan, pengayaan uranium hingga 60% adalah langkah mendekati level uranium senjata nuklir, yakni 90%. Iran sendiri sudah pernah memperkaya uranium hingga 60% di situs nuklir Natanz, tengah Iran, sejak 2019 silam.

Baca Juga: Momen Pemain Iran Tolak Nyanyi Lagu Kebangsaan sebelum Laga Lawan Inggris, Tanda Dukung Demonstran?

Sejak beberapa bulan lalu, pakar non-proliferasi nuklir telah mengingatkan bahwa Iran sudah memiliki uranium dengan tingkat kemurnian 60% yang cukup untuk diproses-ulang menjadi bahan bakar untuk setidaknya satu bom nuklir.

Laporan IRNA tidak memberikan detail jumlah uranium yang diperkaya yang tengah diproduksi Iran. Media Iran sebatas menyampaikan pengayaan ini sebagai respons atas sebuah resolusi dari lembaga pengawas Badan Energi Atom Internasional (IAEA).

Dewan IAEA sendiri menerbitkan dua resolusi, satu pada Juni 2020 dan satu pada Juni 2022, yang mendesak Iran untuk bekerja sama penuh dengan investigasi badan ini.

Dikutip dari Arms Control Association, pada 2011, IAEA melakukan investigasi terhadap program nuklir Iran yang dikhawatirkan untuk persenjataan militer. Direktur IAEA dalam laporan akhirnya tahun 2015 mengungkapkan bahwa tak ada dimensi militer dari program nuklir Iran. 

Namun pada 2018 IAEA kembali melakukan investigasi. Iran dianggap gagal menunjukkan keamanan dari program nuklirnya sebagaimana kesepakatan program nuklir mereka.

"Sebagaimana pada masa lalu, dan dalam rangka agar IAEA dalam posisi untuk menyediakan jaminan bahwa program nuklir Iran semata untuk tujuan damai, IAEA selalu siap terlibat dengan Iran untuk menyelesaikan semua masalah ini tanpa penundaan," demikian tulis laporan IAEA yang dibuka pada 8 Juni 2022.

IAEA mengunjungi tiga lokasi dan hasilnya diumumkan pada 2019 dan 2020, yakni situs Turquzabad, Varamin, dan Marivan. Dari sampel lingkungan, ada kandungan uranium di ketiga lokasi tersebut. Sedangkan Iran dianggap belum menjelaskan secara teknis kepada IAEA tentang keberadaan uranium itu.

IAEA kemudian menyelidiki lokasi keempat, dan mengatakan tidak memiliki pertanyaan lagi untuk Iran setelah menilai laporan Mei 2022.

Penyelidikian keamanan program nuklir itu terpisah dari rencana aksi kerjasama konfrehensif JCPOA. Pada Agustus 2022 lalu, Presiden Iran Ebrahim Raisi mengatakan Iran tidak akan kembali mematuhi JCPOA sampai penyelidikan IAEA ditutup.

Baca Juga: Mengerikan, Kim Jong-Un Janjikan Perang Nuklir untuk Hadapi Ancaman AS

Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Purwanto

Sumber : Associated Press


TERBARU