> >

Perilaku LGBT Diancam Pidana di Qatar, LGBT Penggemar Sepak Bola Ramai-Ramai Boikot Piala Dunia

Kompas dunia | 9 November 2022, 22:05 WIB
Ilustrasi. Hukum Qatar tentang hubungan sesama jenis membuat para LGBT fans sepak bola memilih untuk melewatkan Piala Dunia 2022 yang dimulai sebentar lagi. (Sumber: AP Photo/Chiang Ying-ying)

DOHA, KOMPAS.TV - Hukum Qatar tentang hubungan sesama jenis membuat para fans LGBT memilih untuk melewatkan Piala Dunia 2022 yang dimulai sebentar lagi. Perilaku LGBT di Qatar sendiri secara formal diancam pidana.

Salah satu pasangan yang tadinya hendak lamaran ketika ajang Piala Dunia, Saskia Nino de Rivera dan Mariel Duyahe membatalkan rencana menghadiri turnamen usai mengetahui hukum tentang LGBT di negara Teluk Arab tersebut.

Pasangan Nino de Rivera sendiri adalah agen pesepak bola Meksiko. Sehingga, Piala Dunia adalah ajang yang signifikan bagi pasangan ini. Namun, perlakuan terhadap LGBT di Qatar membuat mereka memilih menggelar acara lamaran di Amsterdam, Belanda, dan mengabaikan Piala Dunia.

"Sebagai perempuan lesbian, sangat sulit bagi saya untuk berpikir dan merasa bahwa kami akan pergi ke negara yang kami tidak tahu apa yang akan terjadi di sana dan bagaimana kami bisa aman," kata Nino de Rivera dikutip Associated Press, Rabu (9/11/2022).

Baca Juga: Soal Twit Ngaku Gay, Casillas: Akun Saya Diretas, Maaf untuk Komunitas LGBT

Kekhawatiran yang dihadapi Nino de Rivera juga dirasakan oleh banyak LGBT penggemar sepak bola lain dan sekutu mereka. Sebagian membatalkan rencana mengunjungi Qatar. Sebagian bahkan memboikot turnamen sepenuhnya dengan tidak akan menontonnya melalui televisi sekalipun.

Hukum Qatar dan perlakuannya terhadap LGBT sendiri disorot sejak negara itu ditunjuk sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022. Pemerintah Qatar telah menyatakan bahwa semua pihak diterima untuk Piala Dunia, termasuk fans LGBT, tetapi menegaskan pengunjung mesti mematuhi budaya setempat yang melarang pasangan sesama jenis bermesraan secara terbuka.

Peneliti hak-hak LGBT di Timur Tengah dan Afrika Utara dari Human Rights Watch, Rasha Younes menyebut kemungkinan stigma dan diskriminasi terhadap fans LGBT di Qatar tetap besar kendati pemerintah telah menjamin semua kalangan diterima.

"Gagasan bahwa Qatar harus membuat pengecualian untuk orang asing adalah pengingat implisit bahwa otoritas Qatar tidak percaya bahwa warga LGBT-nya ada dan berhak menikmati hak-hak dasar," kata Younes.

Baca Juga: Sepp Blatter Sebut Memilih Qatar sebagai Tuan Rumah Piala Dunia adalah Kesalahan

Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Associated Press


TERBARU