> >

Usai Van Gogh, Giliran Lukisan Monet yang Ditimpuk Makanan Aktivis: Ingat Malapetaka Iklim!

Kompas dunia | 24 Oktober 2022, 15:40 WIB
Dua aktivis lingkungan Jerman mengelem tangan ke dinding usai menimpuk lukisan Les Meules karya Claude Monet di Museum Barberini, Postdam, Minggu (23/10/2022). (Sumber: Letzte Generation via AP)

BERLIN, KOMPAS.TV - Aksi timpuk lukisan ini terjadi hanya beberapa hari usai aktivis lingkungan di Inggris Raya melakukan hal serupa terhadap lukisan seniman asal Belanda, Vincent van Gogh.

Aktivis dari kelompok Letzte Generation (Generasi Terakhir) itu melakukan protes untuk mengakhiri ekstrasi bahan bakar fosil demi mengantisipasi krisis iklim.

Kelompok Lertzte Generation telah mendesak pemerintah Jerman untuk mengambil langkah drastis dengan menghentikan konsumsi bahan bakar fosil demi masa depan lingkungan.

Melansir Associated Press, kantor berita Jerman dpa melaporkan bahwa empat orang terlibat dalam insiden ini. Dua aktivis yang mengenakan rompi oranye menerobos museum dan menimpuk lukisan Monet dengan kentang tumbuk.

Baca Juga: Aktivis Lingkungan Inggris Siram Lukisan Ikonis Van Gogh dengan Sup Tomat, Mengelem Diri ke Dinding

Dua aktivis itu kemudian mengelem tangan mereka ke tembok museum.

Aktivis kelompok Letzte Generation melalui akun Twitter mereka mengunggah tulisan, "Jika perlu lukisan dengan kentang tumbuk atau sup tomat dilemparkan ke benda itu untuk membuat masyarakat ingat bahwa bahan bakar fosil membunuh kita semua: Maka kami akan memberimu kentang tumbuk di lukisan!" 

Sup tomat yang disinggung kelompok tersebut adalah jenis makanan yang dilemparkan aktivis lingkungan ke lukisan Van Gogh di Galeri Nasional Inggris Raya, London, 14 Oktober lalu.

Sementara itu, pihak museum menyatakan bahwa lukisan "Les Meules" yang ditimpuk tidak mengalami kerusakan. Pasalnya, lukisan itu dilindungi dengan lapisan kaca.

"Saya memang paham kekhawatiran urgen aktivis di ambang malapetaka iklim, tetapi saya terkejut dengan cara mereka coba mengangkat tuntutan mereka," kata Direktur Museum Barberini Ortrud Westheider.

Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Purwanto

Sumber : Associated Press


TERBARU