> >

Putin Sibuk Hadiri Perayaan saat Pasukan Rusia Kalah Telak, Pengamat: Akan Ada Konsekuensi Serius

Krisis rusia ukraina | 12 September 2022, 06:20 WIB
Ilustrasi. Pasukan penerjun payung Rusia saat menjalankan misi di arah Mykolaiv-Kryvyi Rih, Ukraina, 8 September 2022.  Pemerintah Rusia dikecam karena dianggap tak tanggap menyikapi situasi tidak menguntungkan di medan perang Ukraina menyusul dipukulmundurnya pasukan Rusia di front sekitar Kharkiv. (Sumber: Kementerian Pertahanan Rusia via AP)

MOSKOW, KOMPAS.TV - Pemerintah Rusia dikecam karena dianggap tak tanggap menyikapi situasi tidak menguntungkan di medan perang Ukraina. Belakangan ini, pasukan Rusia dipukul mundur Ukraina di front sekitar Oblast (daerah setingkat provinsi) Kharkiv, timur laut Ukraina.

Per Minggu (11/9/2022), panglima militer Ukraina, Jenderal Valeriy Zaluzhnyy mengeklaim pasukannya telah merebut 3.000 kilometer persegi wilayah sejak awal September. Pasukan Ukraina disebut tinggal berjarak 50 kilometer dari perbatasan Rusia di timur laut.

Menanggapi perkembangan terkini di Kharkiv, pada Sabtu (10/9), Kementerian Pertahanan Rusia merilis pernyataan bahwa pihaknya menarik pasukan untuk memperkuat garnisun di Oblast Donetsk, selatan Kharkiv.

Dalih tersebut dikecam sekutu Rusia sendiri. Igor Strelkov, komandan militer separatis Donetsk pada 2014 silam, mengejek penjelasan Kementerian Pertahanan Rusia itu.

Baca Juga: Serangan Balik Ukraina Sukses Besar, Pukul Mundur Pasukan Rusia hingga 50km Dekat Perbatasan

Strelkov, salah satu aktor separatisme Donetsk dari Ukraina, menyebut mundurnya pasukan Rusia ke dekat perbatasan sebagai “kontribusi terhadap pendudukan Ukraina.”

Penjelasan Kremlin pun menuai berbagai tanggapan berang dari komentator nasionalis dan militer Rusia. Mereka mendesak Moskow untuk meningkatkan upaya mengurus perang di Ukraina.

Selama ini, Moskow enggan melakukan mobilisasi massal atau menyebut invasi ke Ukraina sebagai “perang”. Pemerintahan Vladimir Putin menyebut perang di Ukraina sebagai “operasi militer khusus” yang tidak berpengaruh ke situasi dalam negeri.

Associated Press melaporkan, berbagai kalangan mengecam pemerintah Rusia yang menggelar acara perayaan untuk memperingati hari libur di Moskow pada Sabtu (10/9) kendati militernya kalah bertempur di Ukraina.

Putin juga dikritik karena dipandang lebih mementingkan perayaan dibanding perang.

Ketika pasukan Rusia dipukul mundur dari Izyum, Kharkiv, Putin dilaporkan menghadiri acara pembukaan sebuah kincir ria di suatu taman di Moskow, sebuah hub transportasi baru, dan sebuah arena olahraga.

Baca Juga: PM Polandia Peringatkan NATO dan Eropa, Sebut Putin Ingin Buat Ukraina Bangkrut

Sergey Markov, seorang analis politik pro-Kremlin, menyebut acara-acara perayaan di Moskow sebagai kesalahan politik serius rezim Putin.

“Kembang api-kembang api di Moskow pada hari tragis kekalahan militer Rusia akan berbuntut konsekuensi politik serius,” kata Markov.

“Otoritas tidak boleh menggelar perayaan ketika orang-orang berduka,” lanjutnya.

Sekutu politik Putin, Ramzan Kadyrov, turut mengkritik kekalahan pasukan Rusia di Kharkiv sebagai blunder di tingkat pemimpin.

“Mereka (pemimpin Rusia) telah membuat kesalahan dan saya pikir mereka akan mencari kesimpulan yang tepat,” kata Kadyrov.

“Apabila mereka tidak mengubah strategi dalam menggelar operasi militer khusus sehari atau dua hari ke depan, saya terpaksa mengontak jajaran pemimpin Kementerian Pertahanan dan pemimpin negara ini untuk menjelaskan situasi sebenarnya di lapangan,” lanjut Kepala Negara Republik Chechnya tersebut.

Kekalahan Rusia di front sekitar Kharkiv sepekan belakangan disebut sebagai kekalahan terbesar kedua Moskow usai gagal merebut Kiev pada awal invasi lalu.

Baca Juga: Terdesak Serangan Balik Ukraina, Rusia Perintahkan Pasukannya Mundur dari Garis Depan Ukraina Timur

Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : Associated Press


TERBARU