> >

Trump vs Negara: Ikhtisar Kasus Penyitaan Ratusan Dokumen Rahasia AS di Mar-a-Lago oleh FBI

Kompas dunia | 28 Agustus 2022, 20:25 WIB
Ilustrasi. Mantan presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, saat meninggalkan Trump Tower di New York, 10 Agustus 2022. Trump tengah menjadi pusat kontroversi usai Biro Investigasi Federal AS (FBI) menggeledah kediamannya, Mar-a-Lago, di negara bagian Florida dan menemukan ratusan dokumen rahasia negara. (Sumber: Julia Nikhinson/Associated Press)

Trump sebelumnya telah bersikeras ia tidak menggondol dokumen rahasia apa pun.

Pada 12 Agustus lalu, politikus 76 tahun itu mengeklaim dokumen-dokumen yang dibawanya ke Mar-a-Lago “semuanya telah dideklasifikasi.”

Meskipun demikian, afidavit FBI mengungkap bahwa Trump tidak bergeming kendati sudah diperingatkan selama berbulan-bulan sebelum penggeledahan.

Pendukung Trump pun turut berang dengan penggeledahan terhadap rumah sang mantan presiden. Ketika hari penggeledahan, puluhan pendukung Trump berdemonstrasi di luar Mar-a-Lago.

Baca Juga: Terungkap, Trump Ternyata Tak Ingin Penyerangan di Gedung Capitol Berakhir

Sebagian pendukung Trump juga berdemonstrasi di kantor FBI di Phoenix, negara bagian Arizona serta Washington.

Bahkan, seorang pendukung Trump berusia 42 tahun bernama Ricky Shiffer nekat menyerbu kantor FBI di Cincinnati, negara bagian Ohio, pada 11 Agustus.

Berbekal rompi anti-peluru dan senapan jenis AR-15 dan pistol paku, ia menyerbu kompleks kantor FBI lalu tewas dalam baku tembak lawan polisi.

Shiffer dikenal sebagai aktivis yang vokal di Truth Social, media sosial bikinan Trump, serta terlibat penyerbuan Capitol pada 6 Januari silam.

Sebelum menyerbu kantor FBI, Shiffer diketahui membuat unggahan di Truth Social tentang kehendaknya membunuh agen FBI.

Respons Rezim Joe Biden dan Perkembangan Terkini

Sejauh ini, Gedung Putih pilih bungkam terkait investigasi yang melibatkan Donald Trump. Pejabat-pejabat di pemerintahan Joe Biden berulang kali menyatakan bahwa investigasi ini sepenuhnya wewenang Departemen Kehakiman AS.

Potongan afidavit FBI tentang penggeledahan di rumah Donald Trump yang telah dibuka ke publik pada 26 Agustus 2022. (Sumber: Jon Elswick/Associated Press)

Meskipun ratusan dokumen telah disita dari Mar-a-Lago dan sebagian di antaranya berstatus sangat rahasia, status hukum Trump dalam kasus ini belum bisa dipastikan.

Seorang pejabat Departemen Kehakiman AS menyatakan bahwa investigasi ini masih dalam tahap awal. Penyidikan masih perlu peninjauan dokumen-dokumen lebih lanjut dan wawancara saksi-saksi.

Dinas-dinas intelijen AS dilaporkan akan melakukan asesmen pada dokumen-dokumen yang disita. Dari sini, baru bisa disimpulkan apakah tindakan pemindahan dokumen era Trump ke Mar-a-Lago mengancam keamanan nasional Amerika.

Sementara itu, dari segi politis, investigasi ini menghadirkan gangguan politis bagi Trump yang tengah membangun basis politik demi maju ke pemilihan presiden AS pada 2024 mendatang.

Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : Kompas TV/Associated Press


TERBARU