> >

Studi: Pil Covid-19 dari Pfizer Tidak Memberi Manfaat bagi Orang Dewasa Muda

Kompas dunia | 25 Agustus 2022, 07:54 WIB
Obat anti-virus COVID-19 Paxlovid di New York, pada Senin, 1 Agustus 2022. Pil COVID-19 Pfizer hanya memberikan sedikit manfaat bagi orang dewasa muda, namun tetap mengurangi risiko rawat inap dan kematian bagi manula yang berisiko lebih tinggi. Hasil penelitian ini diterbitkan pada Rabu, 24 Agustus 2022. (Sumber: AP Photo/Stephanie Nano)

WASHINGTON, KOMPAS.TV — Hasil studi menunjukkan bahwa pil COVID-19 buatan Pfizer hanya memberikan sedikit atau tidak ada manfaat sama sekali bagi orang dewasa muda. Namun demikian, pil ini dapat mengurangi resiko rawat inap dan kematian bagi manula yang beresiko tinggi. Hasil studi ini diterbitkan pada Rabu (24/8/2022).

Penelitian ini dilakukan Israel terhadap 109.000 pasien. Sebelumnya, pil Paxlovid buatan Pfizer ini telah menjadi pengobatan utama untuk COVID-19 di Amerika Serikat (AS). Pemerintah AS telah menghabiskan lebih dari 10 miliar dollar AS untuk membeli obat tersebut dan mendistribusikan Paxlovid di ribuan apotek di AS.

Para peneliti menemukan bahwa Paxlovid mengurangi rawat inap pada orang yang berusia 65 tahun ke atas sekitar 75%, ketika diberikan segera setelah infeksi. Tetapi bagi orang yang berusia antara usia 40-65 tahun, tidak ditemukan manfaat yang terukur.

Baca Juga: Produksi Obat Covid Paxlovid, Pfizer Investasi 594 Juta Dollar AS di Prancis

Penelitian ini memiliki keterbatasan, karena data dikumpulkan dari sistem kesehatan Israel dan bukan mendapatkan pasien dalam penelitian acak dengan kelompok kontrol, yang menjadi standar emas untuk penelitian medis.

 

Temuan ini mencerminkan sifat pandemi yang terus berubah, di mana sebagian besar orang sudah memiliki perlindungan terhadap virus karena vaksinasi atau infeksi sebelumnya. Untuk orang dewasa yang lebih muda, kondisi itu itu sangat mengurangi resiko komplikasi COVID-19 yang parah. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS baru-baru ini memperkirakan bahwa 95% orang Amerika berusia 16 tahun ke atas telah memperoleh kekebalan terhadap virus dengan tingkatan yang bervariasi.

Paxlovid akan tetap penting bagi orang-orang dengan resiko untuk terinfeksi COVID-19 dengan gejala parah, seperti manula dan mereka yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah,” kata Dr. David Boulware, peneliti dan dokter dari University of Minnesota. 

Baca Juga: Pfizer Umumkan Hasil Uji Obat Covid-19 Paxlovid, Ini Perbandingannya dengan Molnupiravir dari Merck

“Tetapi bagi sebagian besar orang Amerika yang sekarang memenuhi syarat, obat ini benar-benar tidak memiliki banyak manfaat,” ujarnya seperti dikutip dari The Associated Press.

Penulis : Tussie Ayu Editor : Desy-Afrianti

Sumber : The Associated Press


TERBARU