> >

PM Ismail Sabri Angkat Suara, Sebut China Harusnya Patuhi Hukum Laut PBB di Laut China Selatan

Kompas dunia | 24 Agustus 2022, 04:30 WIB
PM Malaysia Ismail Sabri hari Selasa (23/8/2022) mengatakan banyak masalah dapat diselesaikan untuk Laut China Selatan jika China dapat mematuhi Konvensi PBB tentang Hukum Laut. (Sumber: Antara)

KUALA LUMPUR, KOMPAS.TV - Perdana Menteri Malaysia Ismail Sabri Yaakob unjuk gigi dan angkat suara terkait China dan sengkarut perbatasan Laut China Selatan.

PM Ismail Sabri hari Selasa (23/8/2022) mengatakan, banyak masalah dapat diselesaikan untuk Laut China Selatan jika China dapat mematuhi Konvensi PBB tentang Hukum Laut, United Nations Convention on the Law of the Sea/UNCLOS dan kode tata perilaku atau Code of Conduct/DoC.

Ismail Sabri menyampaikan pandangan itu saat sesi wawancara dengan media internasional dalam rangka Inspirasi Setahun Keluarga Malaysia di Kantor Perdana Menteri di Putrajaya, Senin.

"Jika China dapat mematuhi undang-undang dan Code of Conduct dan sebagainya, banyak masalah dapat diselesaikan. Malaysia, Vietnam, Filipina terdampak, banyak negara terdampak karena kebijakan China tentang Laut China Selatan," ujar PM Ismail Sabri.

Ia mengatakan, hampir semua negara di Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara ASEAN juga mengangkat isu Laut China Selatan dan menegaskan perlunya China mematuhi UNCLOS.

"Kita juga sedang meminta Code of Conduct ini dipercepat supaya tidak timbul isu terkait," ujar dia.

Baca Juga: Selat Taiwan dan Laut China Selatan Memanas, Angkatan Udara China dan Thailand Gelar Latihan Bersama

Klaim yang dibuat sejumlah negara atas kepemilikan wilayah perairan di Laut China Selatan. PM Ismail Sabri hari Selasa, (23/8/2022) mengatakan banyak masalah dapat diselesaikan untuk Laut China Selatan jika China dapat mematuhi Konvensi PBB tentang Hukum Laut.(Sumber: Kementerian Luar Negeri AS via Al Jazeera)

Masalah terkait Laut China Selatan, menurut dia, bisa dikurangi.

Malaysia dan negara-negara lainnya terdampak langsung dengan kebijakan China, terutama dengan klaim sembilan garis putus-putus (nine dash lines).

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Kompas TV/Antara


TERBARU