> >

Dipengaruhi Sekte Berpandangan Anti-Vaksin, 157 Anak di Zimbabwe Meninggal karena Campak

Kompas dunia | 17 Agustus 2022, 21:52 WIB
Ilustrasi. Gejala campak pada seorang anak asal Nigeria. Foto ini dirilis pada 7 Februari 2002. Wabah campak yang menyebar di Zimbabwe empat bulan belakangan dilaporkan telah menewaskan 157 anak-anak. Anak-anak yang meninggal dunia tak divaksin karena keyakinan agama orang tuanya. (Sumber: Mike Blyth via Wikimedia)

HARARE, KOMPAS.TV - Wabah campak yang menyebar di Zimbabwe empat bulan belakangan dilaporkan telah menewaskan 157 anak-anak. Anak-anak yang meninggal dunia, tak divaksin karena keyakinan agama orang tuanya.

Menurut laporan Associated Press, Rabu (17/8/2022), wabah campak ini pertama dilaporkan pada awal April lalu di Provinsi Manicaland, timur Zimbabwe. Wabah kemudian menyebar ke seantero negara selatan Afrika tersebut.

Menteri Informasi Zimbabwe Monica Mutsvangwa menyatakan bahwa setidaknya 2.056 kasus campak telah terdeteksi. Ia menyebut semua korban jiwa akibat campak adalah anak yang belum vaksin.

Baca Juga: Daftar Lokasi di Jakarta yang Layani Imunisasi Campak-Rubella dan Booster Covid 19

Menanggapi wabah ini, kabinet Zimbabwe telah menggunakan undang-undang respons kebencanaan untuk mengatasi wabah campak.

Selain itu, pemerintah Zimbabwe mengampanyekan vaksinasi massal yang menyasar anak berusia 5 bulan hingga 15 tahun. Untuk menyukseskan kampanye vaksinasi ini, pemerintahan Emmerson Mnangagwa meminta bantuan pemimpin tokoh-tokoh agama dan masyarakat.

Kampanye vaksinasi campak Zimbabwe sendiri selama ini terus berlanjut di tengah pandemi Covid-19.

Akan tetapi, program vaksinasi itu dicederai dakwah suatu kelompok agama yang berkeyakinan anti-vaksin. Sekte Kristen itu menentang segala pengobatan modern dan meminta seluruh umatnya menggantungkan kesehatan pada pemimpin yang mengeklaim diri sebagai nabi.

Menurut Kementerian Kesehatan Zimbabwe, gereja sekte itu kembali dibuka seiring pelonggaran pembatasan terkait Covid-19 disusul “penyebaran campak di daerah yang sebelumnya tidak terdampak.”

Vaksin merupakan alat ampuh untuk melawan penyebaran campak. Di populasi yang urung tersentuh vaksin atau menderita malnutrisi, campak diketahui bisa membunuh ribuan orang.

Para ahli memperkirakan bahwa lebih dari 90 persen populasi mesti diimunisasi untuk mencegah wabah campak.

Baca Juga: Kisah Hidup Tetsuya Yamagami, Pembunuh Shinzo Abe: Suatu Kelompok Agama Menghancurkan Keluarganya

 

Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Associated Press


TERBARU