> >

Hari ini 77 Tahun yang Lalu, Nagasaki Dibom Atom Amerika Serikat, Dampaknya Sampai ke Indonesia

Kompas dunia | 9 Agustus 2022, 06:08 WIB
Foto handout ini diambil pada November 1945 oleh Angkatan Darat AS dan dirilis oleh Hiroshima Peace Memorial Museum, menunjukkan kondisi bangunan kubah bom atau yang kini dikenal sebagai The Hiroshima Peace Memorial, tiga bulan setelah insiden bom atom di Kota Hiroshima. Pada 73 tahun lalu, Agustus 1945, AS menjatuhkan bom 'Little Boy' di Kota Hiroshima, Jepang, sebagai tahap akhir PD II yang menewaskan lebih dari 120.000 orang. Setelah Hiroshima, Kota Nagasaki menjadi sasaran berikutnya.(Sumber: AFP PHOTO/HIROSHIMA PEACE MEMORI)

Setelah bom kedua ini juga memporak-porandakan kota Nagasaki, akhirnya Jepang menyerah tanpa syarat pada 15 Agustus 1945.

Dampak dari kedua bom atom dirasakan cukup panjang bagi warga Jepang. Dalam waktu dua sampai empat bulan pertama setelah pengeboman terjadi, korban tewas diperkirakan sejumlah 90.000 – 146.000 orang di kota Hiroshima dan 39.000 – 80.000 orang di Nagasaki. Sekitar setengah dari korban jiwa langsung tewas pada hari pertama

Pengeboman, sedangkan korban lainnya tewas beberapa bulan setelah pengeboman. Umumnya mereka tewas karena luka bakar, radiasi, cedera, dan kekurangan gizi. Sebagian besar korban tewas merupakan warga sipil.

Dampak Bom Bagi Indonesia

Tidak hanya berdampak besar bagi Jepang dan AS, bom atom ini juga memiliki dampak besar bagi Indonesia. Hanya dua hari setelah Jepang menyerah kalah, Indonesia memproklamasikan kemerdekaan pada 17 Agustus 1945. Selain faktor perjuangan internal, tentunya faktor eksternal juga mendorong kemerdekaan Indonesia.

Baca Juga: NASA: Letusan Gunung Api Tonga Berkekuatan Lebih dari 600 Kali Ledakan Bom Atom Hiroshima

Seperti dikutip dari Kompas.com, Jepang masih berusaha menutup-nutupi kekalahannya pada Indonesia. Namun kabar kekalahan Jepang terdengar juga oleh salah satu tokoh muda Indonesia, yaitu Sutan Sjahrir. 

Begitu mengetahui Jepang telah menyerah kalah dalam perang Dunia II, Sutan Sjahrir mendesak Sukarno dan Hatta untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Awalnya Sukarno dan Hatta tidak langsung menyanggupi permintaan golongan muda karena masih menunggu hasil keputusan siding PPKI.

Kemudian golongan muda membawa Sukarno dan Hatta ke Rengasdengklok, dengan tujuan mengasingkan mereka dari pengaruh Jepang. Ketika berada di Rengasdengklol, Sukarno dan Hatta terus dibujuk untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia, selambat-lambatnya pada 17 Agustus 1945. Akhirnya perjuangan membuahkan hasil, Sukarno dan Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945.
 

Penulis : Tussie Ayu Editor : Iman-Firdaus

Sumber : BBC, Evening Standar, Kompas.com


TERBARU