> >

708 Ribu Pasang Mata Buntuti Penerbangan Ketua DPR AS ke Taiwan, Lintasi Kalimantan dan Sulawesi

Kompas dunia | 3 Agustus 2022, 05:57 WIB
Peta penerbangan SPAR19 yang membawa Ketua DPR Amerika Serikat (AS) Nancy Pelosi ke Taipei, Taiwan, Selasa (2/8/2022). Pesawat ini pilih menghindari Laut China Selatan, pilih melintasi wilayah Indonesia, tepatnya Pulau Kalimantan dan Sulawesi. (Sumber: Flightradar24 via Twitter)

YOGYAKARTA, KOMPAS.TV - Lebih dari 708.000 orang membuntuti penerbangan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Amerika Serikat (AS) Nancy Pelosi ke Taiwan, Selasa (2/8/2022). Data ini diungkap oleh Flightradar24, layanan pelacakan penerbangan yang berbasis di Swedia.

Pelosi sendiri terbang ke Taipei dari Kuala Lumpur dengan menggunakan pesawat Boeing C-40C Angkatan Udara AS dengan nomor penerbangan SPAR19.

Menurut keterangan Flightradar24, pesawat yang mengangkut pejabat AS itu bertolak dari Kuala Lumpur pada pukul 15.42 sore waktu setempat. Pesawat kemudian mendarat di Bandara Internasional Songshan, Taipei malam waktu setempat atau sekitar pukul 21.50 WIB.

Jumlah pengguna yang melacak penerbangan SPAR19 memecahkan rekor Flightradar24. Sebanyak 708.000 orang yang membuntuti penerbangan Nancy Pelosi menjadi jumlah pelacakan terbanyak sepanjang sejarah layanan tersebut.

Isu kunjungan Pelosi ke Taipei sendiri disorot secara luas oleh media-media internasional sehubungan tensi China-AS soal Taiwan. Sehingga, penerbangannya ke Taipei turut mengundang minat besar.

Beijing menganggap Taiwan sebagai provinsi yang berkhianat dan jika perlu harus dianeksasi secara paksa. Beijing juga telah berulangkali memperingatkan AS bahwa jika Pelosi mengunjungi Taipei, Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) China tidak akan tinggal diam.

China mengklaim Taiwan sebagai wilayahnya sesuai prinsip Satu China. Kunjungan pejabat AS sekaliber Pelosi dianggap akan mendorong Taipei berupaya meresmikan kemerdekaan de facto yang selama ini dimiliki.

Baca Juga: Ketua DPR AS Nancy Pelosi Mendarat di Taipei Malam Ini, Jet Tempur China Melintas di Selat Taiwan

Hanya dalam hitungan jam setelah Pelosi mendarat di Taipei, Komando Palagan Timur Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) China dilaporkan langsung menggelar operasi militer di sekitar Taiwan mulai Selasa (2/8) malam.

Nancy Pelosi hindari Laut China Selatan, lintasi Indonesia

Peta penerbangan Flightradar24 menunjukkan bahwa pesawat yang mengangkut Nancy Pelosi memilih menghindari Laut China Selatan. Sehubungan dengan isu kunjungannya ke Taiwan, Beijing meningkatkan aktivitas militer di perairan tersebut.

Penerbangan SPAR19 pun memilih jalur memutar melalui Indonesia. Peta Flightradar24 menunjukkan pesawat Pelosi melintasi Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, serta Manado di Sulawesi Utara.

Pelosi dan rombongan kemudian menuju Taiwan dengan melewati pesisir timur Filipina.

Baca Juga: Buntut Kunjungan Ketua DPR AS ke Taiwan, China Janji Luncurkan Operasi Militer sebagai Balasan

Ketika melintasi Kalimantan dan Sulawesi, penerbangan itu diikuti oleh lebih dari 200.000 orang. Jumlahnya semakin berlipatganda ketika pesawat yang mengangkut Pelosi mendekati wilayah udara Taiwan.

Banyaknya pengunjung buat situsweb Flightradar24 kewalahan

Akses pengunjung yang belum pernah terjadi sebelumnya terkait penerbangan Nancy Pelosi sempat berpengaruh ke layanan Flightradar24. Muatan berlebihan yang menimpa infrastruktur server platform tersebut membuatnya mesti membatasi layanan.

“Tim kami segera memulai upaya menjaga stabilitas layanan kami. Sayangnya, karena volume pengunjung, perlu untuk menyebar fungsionalitas ruang tunggu kami, yang mana membatasi kases ke Flightradar24 bagi non-pelanggan,” demikian keterangan Flightradar24.

Setelah Nancy Pelosi mendarat di Taipei, akses Flightradar24 bagi semua pengunjung dilaporkan pulih dengan cepat.

Flightradar24 pun berjanji akan meningkatkan kapasitas layanan, belajar dari pengalaman tingginya minat publik terhadap penerbangan ketua DPR AS ke Taiwan.

Baca Juga: Betapa Lelahnya Jokowi: 29 Jam di Udara, 24 Jam di Kereta, Singgahi 5 Negara, Ini Rutenya


 

Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV


TERBARU