> >

IMF Akui Kinerja Ekonomi Rusia Jauh Lebih Baik Walau Dihajar Sanksi

Krisis rusia ukraina | 27 Juli 2022, 09:02 WIB
Presiden Rusia, Vladimir Putin. Dana Moneter Internasional IMF hari Selasa, (26/7/2022) mengatakan kinerja ekonomi Rusia lebih baik dari perkiraan meskipun dihajar sanksi AS dan sekutu Barat. (Sumber: POCCNR TV)

WASHINGTON, KOMPAS.TV - Dana Moneter Internasional atau IMF hari Selasa, (26/7/2022) mengatakan kinerja ekonomi Rusia lebih baik dari perkiraan meskipun dihajar sanksi Amerika Serikat dan sekutu Barat atas serangan terhadap Ukraina, seperti laporan Straits Times, Rabu, (27/7/2022).

Kinerja itu bisa terjadi, menurut IMF, salah satunya karena Rusia diuntungkan oleh harga energi yang tinggi.

Sanksi itu dimaksudkan untuk memutuskan Rusia dari sistem keuangan global dan menghentikan dana yang tersedia untuk Moskow untuk membiayai perang.

Tetapi Outlook Ekonomi Dunia terbaru atau World Economic Outlook Dana Moneter Internasional meningkatkan perkiraan PDB Rusia untuk tahun ini sebesar 2,5 poin persentase yang dianggap luar biasa, meskipun ekonominya masih diperkirakan akan berkontraksi sebesar 6 persen.

 

"Itu masih merupakan resesi yang cukup besar di Rusia pada 2022," kata kepala ekonom IMF Pierre-Olivier Gourinchas dalam sebuah wawancara yang dikutip StraitsTimes.

Baca Juga: Uni Eropa Sepakat Menjatah Persediaan Gas, Khawatir Rusia Potong Suplai Gas Musim Dingin

Dana Moneter Internasional IMF hari Selasa, (26/7/2022) mengatakan kinerja ekonomi Rusia lebih baik dari perkiraan meskipun dihajar sanksi AS dan sekutu Barat.(Sumber: Straits Times)

Alasan utama penurunan ekonomi Rusia tidak seburuk yang diharapkan AS dan Barat adalah karena "bank sentral Rusia dan pembuat kebijakan Rusia mampu mencegah kepanikan perbankan atau krisis keuangan ketika sanksi pertama kali dijatuhkan," kata Gourinchas.

Sementara itu, kenaikan harga energi "memberikan sejumlah besar pendapatan bagi perekonomian Rusia."

Setelah memulai tahun 2022 di bawah US$80 per barel, harga minyak melonjak hampir US$129 pada bulan Maret sebelum turun kembali ke bawah US$105 pada hari Selasa untuk Brent, patokan utama Eropa, sementara harga gas alam naik kembali dan mendekati puncaknya baru-baru ini.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Kompas TV/Straits Times


TERBARU