> >

Vladimir Putin Disambut Karpet Merah di Teheran, Cari Sekutu Hadapi Sanksi Barat?

Krisis rusia ukraina | 19 Juli 2022, 21:52 WIB
Presiden Rusia Vladimir Putin (kiri) berfoto bersama Presiden Iran Ebrahim Raisi (kanan) sebelum menggelar pembicaraan di Istana Saadabad, Teheran, Selasa (19/7/2022). (Sumber: Sergei Savostyanov/Pool Sputnik Kremlin via AP)

TEHERAN, KOMPAS.TV - Presiden Rusia Vladimir Putin dilaporkan telah tiba di Teheran, Iran pada Selasa (19/7/2022). Pemimpin Federasi Rusia itu akan melakoni pertemuan dengan Presiden Iran Ebrahim Raisi dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.

Menurut pantauan Associated Press, saat pesawat yang membawa Putin mendarat di Bandara Internasional Mehrabad, Iran menggelar karpet merah panjang untuk menyambut eks mata-mata KGB itu. 

Vladimir Putin dan rombongan disambut oleh Menteri Perminyakan Iran Javad Owji. Putin lalu diantar menuju pusat kota Teheran.

Ini merupakan kunjungan luar negeri kedua Putin sejak Rusia menginvasi Ukraina pada 24 Februari silam.

Dalam kunjungan ke Iran, bersama Raisi dan Erdogan, Putin dilaporkan akan membahas sejumlah isu mendesak di kawasan Eropa dan Timur Tengah, di antaranya adalah konflik Suriah serta pembukaan akses ekspor gandum Ukraina untuk meringankan krisis pangan global.

Baca Juga: Tegas! Putin soal Dampak Sanksi Ekonomi pada Rusia: Kami Tidak Akan Menyerah

Kunjungan Putin diyakini menjadi upaya Moskow memperkuat hubungan dengan kekuatan politik lain untuk menghadapi tekanan Amerika Serikat (AS) dan negara-negara Eropa terkait invasi Rusia ke Ukraina.

Kesempatan menemui Erodgan disebut krusial bagi Putin dalam kunjungannya kali ini. Erdogan sendiri memimpin negara anggota NATO yang paling “ramah” terhadap Rusia sehubungan dengan invasi ke Ukraina.

Walaupun Turki menentang sikap Rusia dalam konflik di Azerbaijan, Libya, dan Suriah, Ankara memosisikan diri lebih sebagai penengah antara Rusia dan Ukraina.

Turki memang menjual drone tempur yang digunakan Ukraina melawan Rusia. Namun, Ankara tidak ikut-ikutan memberlakukan sanksi ke Moskow.

Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Associated Press


TERBARU