> >

IUAE-CEPA: Perundingan Tercepat Indonesia, Diharap Genjot Industri Halal dan Keuangan Syariah

Kompas dunia | 2 Juli 2022, 08:27 WIB
Presiden Joko Widodo dan Presiden Uni Emirat Arab (UEA) Syaikh Muhammad bin Zayed bin Sultan Al Nahyan menyaksikan pertukaran dokumen Indonesia-United Arab Emirates Comprehensive Economic Partnership Agreement (IUAE-CEPA) di Istana Al-Shatie, Abu Dhabi, UEA, Jumat (1/7/2022). (Sumber: Laily Rachev/Biro Pers Sekretariat Presiden)

YOGYAKARTA, KOMPAS.TV - Indonesia dan Uni Emirat Arab (UEA) melakukan pertukaran dokumen Indonesia-United Arab Emirates Comprehensive Economic Partnership Agreement (IUAE-CEPA).

Upacara ini digelar dalam kunjungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan rombongan ke Istana Al Shatie, Abu Dhabi, menemui Presiden UEA Syaikh Muhammad bin Zayed bin Sultan Al Nahyan, Jumat (1/7/2022).

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyatakan bahwa IUAE-CEPA adalah perundingan tercepat yang diselesaikan Indonesia dengan negara mitra.

“Perundingan CEPA ini adalah perundingan tercepat yang pernah dilakukan Indonesia dengan negara mitra. Kurang dari setahun waktu perundingan yang diperlukan,” kata Retno dalam keterangan pers yang disiarkan kanal Youtube Sekretariat Presiden.

Retno menambahkan, kesepakatan IUAE-CEPA dapat meningkatkan peluang kerja sama perdagangan baru antara Jakarta dan Abu Dhabi.

Baca Juga: Betapa Lelahnya Jokowi: 29 Jam di Udara, 24 Jam di Kereta, Singgahi 5 Negara, Ini Rutenya

Tiga sektor kerja sama yang disorot Retno adalah industri jasa, industri halal, serta jasa keuangan syariah.

“Dan tentunya dengan dibentuknya CEPA diharapkan dapat membuka peluang kerja sama perdagangan baru antara kedua negara, khususnya di industri jasa, industri halal, serta jasa keuangan syariah,” sambung Retno.

Di lain sisi, Retno juga membahas agenda lain kunjungan Jokowi ke UEA pada Jumat (1/7). Kata dia, Indonesia-UEA membahas berbagai isu, yakni kerja sama ekonomi, industri pertahanan, lingkungan hidup, kebudayaan, pembangunan ibu kota negara (IKN), kerja sama investasi, hingga isu presidensi Indonesia di G20.

Di bidang lingkungan hidup, Indonesia dan UEA berkomitmen membantu mengatasi dampak krisis iklim dengan pengembangan kawasan bakau.

Retno berharap kerja sama pengembangan kawasan bakau dapat terwujud melalui pembentukan Mangrove Alliance for Climate yang akan diluncurkan di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali, Indonesia pada November mendatang.

Retno menambahkan, Indonesia dan UEA berencana membangun proyek Mohamed bin Zayed International Mangrove Research Center sebagai proyek percontohan bersama. Proyek ini adalah taman bakau di atas lahan seluas 10.000 hektare di Indonesia.

“Kita berharap implementasi kerja sama mangrove dapat terwujud melalui pembentukan Mangrove Alliance for Climate yang akan diluncurkan pada KTT G20 di Bali pada bulan November mendatang dan pembangunan Mohamed bin Zayed International Mangrove Research Center," kata Retno.

Menlu Retno menyertai Jokowi dalam kunjungan ke Abu Dhabi. Selain Retno, anggota delegasi Indonesia ke UEA antara lain Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Kepala Badan Otorita IKN Bambang Susantono, Ketua INA Ridha Wirakusumah, dan Duta Besar RI Abu Dhabi Husin Bagis.

Baca Juga: Keluarga Marcos di Filipina Disebut Tak Sama dengan Keluarga Cendana di Era Orde Baru, Ini Alasannya

 

Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : Kompas TV


TERBARU