> >

Kekhawatiran Pengamat Militer saat Jokowi ke Ukraina: Mandala Perang yang Aneh dan Neo Nazi

Krisis rusia ukraina | 30 Juni 2022, 04:45 WIB
Pengamat Militer Connie Rahakundini menceritakan kekhawatirannya saat awal Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi) akan berkunjung ke Ukraina. (Sumber: Tangkapan layar Kompas TV)

Tapi, setelah terjadinya konflik, diketahui bahwa Ukraina memiliki peran penting untuk negara lain.

“Pertama, dia sebagai negara kecil itu sumber resourcesnya kaya sekali, dia punya cadangan terbesar titanium di dunia, dia juga produsen macam-macam hal, pangan juga begitu,” tuturnya.

Ukraina, lanjut Prasetyantoko, merupakan eksportir gandum terbesar dan penghasil bunga matahari terbesar dunia.

Perang yang terjadi di Ukraina, lanjut dia, bukan hanya menyebabkan negara itu tidak bisa bekerja, tapi juga tidak bisa mengeluarkan produksinya.

“Itu punya impact. Satu, harga komoditas. Kedua, harga pangan.”

Tapi, lanjut dia, yang perlu diwaspadai adalah tingkat kedalaman perang secara ekonomi.

Menurutnya, selama ini yang biasa terjadi saat konflik hanya berupa perang dagang saja, tetapi konflik antara Rusia-Ukraina ini sampai pada pembekuan aset  dan pemutusan sistem pembayaran.

“Tingkat kedalaman perang ekonominya lebih dalam, dan dampaknya secara global akan sangat signifikan.”

“Kalau situasi berangsur-angsur mulai pulih, tatanan ekonomi tidak akan balik seperti perang, ada situasi global yang berubah,” jelasnya.

Dalam beberapa hal, kata dia, imbas yang akan dirasakan oleh Indonesia tidak seburuk negara lain.

“Misalnya, karena kenaikan harga komoditas ini, kita justru mendapatkan tambahan revenue karena kita penghasil komoditas.”

Iamenegaskan, dampak dari perang itu tidak seragam pada semua negara, meskipun secara global, dampak perang Ukraina ini negatif.

Baca Juga: Dialog Jokowi dan Zelensky di Meja Bundar Bahas Perdamaian Rusia-Ukraina

“Untuk tiap-tiap negara berbeda, dan kita untungnya tidak seburuk negara lain dampak dari krisis Ukraina ini.”

“Secara agregat ekonomi kita memang diuntungkan, tetapi untuk beberapa sektor, seperti gandum, memiliki dampak yang negatif. Jadi, dampak sektoralnya berbeda-beda,” ulangnya.

Tapi, jika konflik itu berkepanjangan, menurutnya tentu akan merugikan semua negara, termasuk Indonesia yang dalam jangka pendek ini sedikit diuntungkan oleh situasi.

Penulis : Kurniawan Eka Mulyana Editor : Gading-Persada

Sumber : Kompas TV


TERBARU