> >

Rangkuman Pernyataan Jokowi di KTT G7, dari Investasi hingga 2 Miliar Manusia Terancam Krisis Beras

Kompas dunia | 28 Juni 2022, 11:36 WIB
Presiden Jokowi (tengah) berbicara dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden ketika sesi foto bersama pemimpin forum G7 dan negara mitra di Kastil Elmau, negara bagian Bayern, Jerman, Senin (27/6/2022). Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida dan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen (atas Jokowi) terlihat menyimak pembicaraan mereka. (Sumber: Markus Schreiber/Associated Press)

Sementara itu untuk sesi kedua soal isu pangan, Retno menuturkan Presiden Jokowi menyampaikan bahwa rakyat di negara berkembang terancam kelaparan dan jatuh ke jurang kemiskinan ekstrem.

Menurut data dari world food program, 323 juta orang di Tahun 2022 ini menghadapi kerawanan pangan akut.

“Ini adalah permasalahan hak asasi manusia yang mendasar, jadi pangan adalah permasalahan hak asasi manusia yang paling mendasar, di mana perempuan dan keluarga miskin menjadi yang paling terkena dampaknya menghadapi kekurangan pangan,” kata Retno.

Baca Juga: Situasi Ukraina Makin Kompleks, Presiden Macron dan Jokowi Khawatirkan Pangan Dunia

Terkait persoalan tersebut, Presiden Jokowi menekankan perlunya tindakan yang cepat untuk mencari solusi konkrit.

Misalnya, produksi pangan harus ditingkatkan, rantai pasok pangan dan pupuk harus kembali normal.

“Bapak Presiden juga menyampaikan pentingnya dukungan negara-negara G20 untuk mereintegrasi ekspor gandum dari Ukraina serta ekspor komoditi pangan dan pupuk Rusia ke dalam rantai pasok global,” ujar Retno.

“Hal ini dilakukan melalui pertama tentunya yang diperlukan dukungan dari G7 adalah memfasilitasi ekspor gandum Ukraina agar dapat berjalan, dan yang kedua pentingnya mengkomunikasikan kepada dunia bahwa komoditas pangan dan pupuk dari Rusia tidak terkena sanksi.”

Baca Juga: Bicara di Forum G7, Jokowi Ajak Negara Maju Investasi Energi Bersih di Indonesia

Dalam pertemuan di sesi kedua G7, Retno mengungkapkan jika Presiden Jokowi menyatakan bahwa komunikasi yang intensif diperlukan, agar tidak terjadi keraguan berkepanjangan dari publik internasional.

“Dan komunikasi yang intensif juga di perlu dilakukan kepada pihak-pihak yang terkait seperti bank asuransi perkapalan dan lain-lain,” kata Retno.

Selain itu, Retno mengungkapkan Presiden Jokowi di dalam pernyataannya juga mengatakan dampak perang terhadap rantai pasok pangan dan pupuk sangatlah nyata.

Baca Juga: Ini Alasan Pesawat Presiden Jokowi Berputar-putar Saat Tiba di Jerman

“Khusus untuk pupuk jika gagal menanganinya maka krisis beras yang dapat menyangkut 2 miliar manusia, terutama di negara berkembang dapat terjadi,” kata Retno Marsudi.

Penulis : Ninuk Cucu Suwanti Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV


TERBARU