> >

Iran Luncurkan Roket ke Luar Angkasa Jelang Perundingan Nuklir

Kompas dunia | 26 Juni 2022, 22:16 WIB
Foto peluncuran roket Zuljanah pada 2021. Pemerintah Iran, Minggu (26/6/2022), seperti dikutip Associated Press, mengatakan mereka meluncurkan roket berbahan bakar padat ke luar angkasa. (Sumber: IRNA)

TEHRAN, KOMPAS.TV —  Pemerintah Iran, Minggu (26/6/2022), seperti dikutip Associated Press, mengatakan mereka meluncurkan roket berbahan bakar padat ke luar angkasa.

Pengumuman tersebut langsung memicu teguran dari Washington menjelang dimulainya kembali perundingan kesepakatan nuklir Teheran yang macet dengan beberapa negara kekuatan dunia.

Belum jelas kapan atau di mana tepatnya roket itu diluncurkan, namun pengumuman itu muncul setelah foto-foto satelit menunjukkan persiapan di Pelabuhan Luar Angkasa Imam Khomeini di provinsi Semnan pedesaan Iran, tempat Iran sering gagal untuk menempatkan satelit ke orbit.

Media yang dikelola pemerintah Iran menayangkan rekaman dramatis ledakan dengan latar belakang meningkatnya ketegangan atas program nuklir Teheran, yang terus melaju di bawah pengawasan internasional yang semakin berkurang.

Iran sebelumnya mengakui mereka merencanakan beberapa tes untuk roket Zuljanah yang mampu membawa satelit, dinamai dari kuda Imam Hussein, cucu Nabi Muhammad SAW.

Tidak segera jelas apakah Iran berhasil meluncurkan pembawa satelit ke orbit yang dimaksud.

Gedung Putih mengatakan mereka mengetahui pengumuman Iran dan menggambarkan tindakan seperti itu sebagai "tidak membantu dan tidak stabil."

Dikatakan, pihaknya berkomitmen menggunakan sanksi dan langkah-langkah lain untuk mencegah kemajuan lebih lanjut dalam program rudal balistik Iran.

Baca Juga: Iran Peringatkan Israel, Tak akan Toleransi ‘Aksi Provokatif’ Sabotase Nuklir

Pemerintah Iran hari Minggu, (26/6/20Pemerintah Iran, Minggu (26/6/2022), seperti dikutip Associated Press, mengatakan mereka meluncurkan roket berbahan bakar padat ke luar angkasa. (Sumber: Times of Israel/Maxar)

Berita itu muncul setelah kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa, Josep Borrell, melakukan perjalanan ke Teheran dalam upaya untuk menghidupkan kembali negosiasi atas program nuklir Iran yang buntu selama berbulan-bulan.

Beberapa poin mencuat tetap ada, termasuk tuntutan Teheran agar Washington mencabut sanksi terorisme terhadap pasukan Garda Pengawal Revolusi.

Borrell mengatakan pembicaraan mengenai kesepakatan nuklir akan dilanjutkan di sebuah negara di Teluk Persia dalam beberapa hari mendatang. Media Iran melaporkan bahwa Qatar berkemungkinan akan menjadi tuan rumah negosiasi tersebut.

Mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menarik AS dari kesepakatan nuklir tahun 2018 dan menerapkan kembali sanksi berat terhadap Iran.

Teheran menanggapi dengan sangat meningkatkan pekerjaan nuklirnya dan sekarang memperkaya uranium lebih dekat dari sebelumnya ke tingkat senjata nuklir.

Dalam eskalasi lebih lanjut yang membatasi pengawasan internasional ke dalam program nuklirnya, Iran menghapus lebih dari dua lusin kamera Badan Energi Atom Internasional (IAEA) dari situs nuklirnya, bulan ini.

Baca Juga: Perundingan Nuklir Iran Kembali Dilaksanakan Beberapa Hari ke Depan

Pemerintah Iran, Minggu (26/6/2022), seperti dikutip Associated Press, mengatakan mereka meluncurkan roket berbahan bakar padat ke luar angkasa. (Sumber: Haaretz)

Peluncuran roket sebelumnya memicu teguran dari Amerika Serikat, yang mengatakan peluncuran satelit tersebut bertentangan dengan resolusi Dewan Keamanan PBB yang meminta Iran untuk menghindari aktivitas apa pun terkait rudal balistik yang mampu mengirimkan senjata nuklir.

Iran, yang sejak lama mengatakan tidak sedang mencoba membuat senjata nuklir, mempertahankan peluncuran satelit dan uji roketnya yang tidak memiliki komponen militer.

Kantor berita pemerintah Iran, IRNA, mengutip Ahmad Hosseini, juru bicara Kementerian Pertahanan Iran, yang mengatakan roket pembawa satelit akan mengumpulkan informasi di orbit rendah bumi dan berfungsi untuk mempromosikan program luar angkasa Iran yang baru lahir.

Program itu mengalami masalah baru-baru ini, bahkan saat Iran mengirim beberapa satelit berumur pendek ke orbit dan pada tahun 2013 meluncurkan seekor monyet ke luar angkasa.

Ada lima peluncuran yang gagal berturut-turut untuk program Simorgh, sejenis roket pembawa satelit.

Kebakaran di Pelabuhan Luar Angkasa Imam Khomeini pada Februari 2019 juga menewaskan tiga peneliti, kata pihak berwenang saat itu.

Baca Juga: Rusia akan Kirim Rudal Nuklir Jarak Pendek ke Belarusia, Untuk Bantu Hadapi Barat?

Citra satelit menunjukkan fasilitas nuklir Iran, Natanz, pada 7 April 2021. (Sumber: Planet Labs Inc. via AP)

Landasan peluncuran yang digunakan dalam persiapan peluncuran roket Zuljanah masih menyisakan bekas ledakan pada Agustus 2019 yang bahkan menarik perhatian Presiden Trump saat itu.

Dia kemudian mengunggah apa yang tampak sebagai gambar pengawasan rahasia dari kegagalan peluncuran ke Twitter.

Gambar satelit dari Februari menunjukkan peluncuran Zuljanah yang gagal awal tahun ini, meskipun Iran tidak mengakuinya.

Sementara itu, Pengawal Revolusi Iran pada April 2020 mengungkapkan program luar angkasa rahasianya sendiri dan mengatakan berhasil meluncurkan satelit ke orbit. 

Garda tersebut mengoperasikan infrastruktur militernya sendiri sejajar dengan angkatan bersenjata reguler Iran.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : Kompas TV/Associated Press


TERBARU