> >

Kematian Maradona Berbuntut Panjang, 8 Tenaga Medis Hadapi Dakwaan Pembunuhan Sang Bintang

Kompas dunia | 23 Juni 2022, 12:02 WIB
Diego Maradona. (Sumber: RT.com)

BUENOS AIRES, KOMPAS.TV - Kematian mantan bintang timnas Argentina, Diego Maradona akhirnya berbuntut panjang.

Delapan dokter, perawat dan psikolog yang merawat Maradona menghadapi dakwaan pembunuhan sosok yang terkenal lewat gol “Tangan Tuhan” itu.

Maradona meninggal pada November 2020, pada usia 60 tahun.

Beberapa pekan sebelum meninggal karena serangan jantung, Maradona sempat menjalani operasi hematoma subdural.

Baca Juga: Gagal Selamatkan Sri Lanka, PM Wickremesinghe Dikritik Tak Punya Gebrakan Ekonomi

Kejaksaan pun mengklaim bahwa kematian Maradona adalah hasil dari kelalaian perawatnya.

Dikutip dari Sky News, pada dokumen sepanjang 236 halaman, hakim yang berwenang mempertanyakan perilaku dari masing-masing terdakwa, baik aktif atau kelalaian, yang menjadi penyebab dan kontribusi pada realisasi hasil yang berbahaya.

Dokumen tersebut mengungkapkan, delapan orang, termasuk dokter, perawat dan psikolog yang merawat Maradona saat kematiannya, dituduh melakukan pembunuhan sederhana, yang berarti mengambil nyawa dengan sengaja.

Dakwaan tersebut akan memberikan hukuman penjara sekitar delapan hingga 25 tahun.

Sebuah tim yang dibentuk untuk menginvestigasi kematian Maradona pada 2021, mengungkapkan tim medis mantan kapten timnas Argentina itu telah bertindak tak seharusnya, melakukan cara yang tak tepat, tidak efisien dan sembrono.

Penulis : Haryo Jati Editor : Purwanto

Sumber : Sky News/Reuters


TERBARU