> >

Ukraina Akui Makin Kehilangan Wilayah Desa di Sekitar Sievierodonetsk

Krisis rusia ukraina | 20 Juni 2022, 15:47 WIB
Warga berjalan di reruntuhan kota Lysychansk. Ukraina hari Senin (20/6/2022) mengakui kehilangan kendali atas desa yang berbatasan dengan kota industri timur Sievierodonetsk. (Sumber: Straits Times)

KYIV, KOMPAS.TV - Ukraina hari Senin (20/6/2022) mengakui kehilangan kendali atas desa yang berbatasan dengan kota industri timur Sievierodonetsk, pusat pertempuran sengit selama berminggu-minggu dengan pasukan Rusia seperti dilansir Straits Times, Senin (20/6/2022).

"Sayangnya, kami tidak lagi mengontrol Metyolkine. Dan musuh terus membangun cadangannya," kata gubernur daerah Luhansk Sergiy Gaiday dalam sebuah pernyataan di media sosial.

Penaklukan Rusia atas dusun dengan populasi sebelum perang sekitar 1.000 orang adalah yang terbaru di sekitar Sievierodonetsk, di mana tentara Moskow menghadapi perlawanan keras dari Ukraina.

Pasukan Rusia perlahan-lahan maju di wilayah Donbas timur di mana mereka memfokuskan upaya militer setelah diusir dari daerah sekitar ibu kota pada awal invasi mereka pada bulan Februari.

Gaiday mengatakan pabrik kimia Azot di Sievierodonetsk, di mana ratusan warga sipil dikatakan berlindung, dibom oleh pasukan Rusia "terus-menerus".

Baca Juga: Musuh Putin Beri Peringatan, Serangan Rusia ke Ukraina Bakal Berujung Kematian Sang Pemimpin

Unit tank Ukraina beroperasi di Sievierodonetsk, Oblast Luhansk, salah satu titik terpanas di garis depan perang Rusia-Ukraina saat ini. (Sumber: Oleksandr Ratushniak/Associated Press)

Sementara itu kepala pemerintahan kota, Oleksandr Stryuk, mengatakan kepada televisi Ukraina hari Senin bahwa tentara Moskow mengendalikan sebagian besar wilayah pemukiman kota tersebut.

"Jika kita berbicara tentang seluruh kota, masih lebih dari sepertiga dikendalikan oleh angkatan bersenjata kita. Rusia mengendalikan sisanya," katanya.

"Ada pertempuran jalanan sepanjang waktu," kata Stryuk, seraya mengatakan pasukan Ukraina dihujani tembakan secara rutin.

"Musuh mengerahkan lebih banyak tenaga untuk menyerang, menyerbu kota dan mengusir tentara kami," kata Stryuk.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Kompas TV/Straits Times


TERBARU