> >

Ribuan Pekerja Inggris Raya Ikuti Uji Coba 4 Hari Kerja, Dianggap Bisa Meningkatkan Kualitas Hidup

Kompas dunia | 6 Juni 2022, 22:00 WIB
Ilustrasi angkatan kerja. Foto diambil di World Trade Center, New York, Amerika Serikat (AS), 9 Juli 2021. (Sumber: Mark Lennihan/Associated Press)

LONDON, KOMPAS.TV - Lebih dari 3.300 pekerja dari 70 perusahaan Inggris Raya di berbagai sektor mengikuti uji coba pola kerja empat hari per pekan mulai Senin (6/6/2022). Uji coba ini rencananya akan dilangsungkan hingga enam bulan ke depan.

Uji coba ini pun menjadi tes hari kerja baru yang terbesar di dunia. Para peserta tidak akan dipotong upahnya kendati melakoni jam kerja lebih sedikit selama uji coba.

Proyek uji coba tersebut diorganisasi oleh organisasi nonprofit 4 Day Week Global bekerja sama dengan lembaga wadah pemikir Autonomy, 4 Day Week Campaign, serta imuwan-ilmuwan dari Universitas Cambridge, Universitas Oxford, dan Boston College.

Uji coba ini didasarkan pada model 100:80:100, artinya 100% upah, 80% jam kerja, dan komitmen untuk menjaga 100% produktivitas.

Baca Juga: Belgia Izinkan 4 Hari Kerja Per Minggu untuk Dorong Fleksibilitas, Tertarik Bekerja di Sana?

CEO 4 Day Week Global Joe O’Connor menyatakan bahwa Inggris Raya menjadi puncak dari gelombang empat hari kerja.

“Setelah kita bangkit dari pandemi (Covid-19), semakin banyak perusahaan yang menyadari bahwa garis depan kompetisi adalah kualitas hidup dan bahwa jam kerja yang dikurangi, pekerjaan yang berfokus output adalah kendaraan untuk mencapai keunggulan,” kata O’Connor dikutip The Guardian.

Sejumlah perusahaan yang terlibat dalam uji coba 4 hari kerja bergerak di sektor pendidikan, konsultansi, perumahan, perawatan kulit, konstruksi, makanan dan minuman, serta pemasaran digital.

Para ilmuwan akan bekerja sama dengan organisasi-organisasi yang terlibat untuk mengukur impak 4 hari kerja pada produktivitas, kesejahteraan pekerja, lingkungan, dan kesetaraan gender.

“Kami akan menganalisis bagaimana respons pekerja setelah mendapatkan ekstra satu hari libur dalam hal stres dan burnout, kepuasan hidup dan pekerjaan, kesehatan, kualitas tidur, penggunaan energi, transportasi, serta banyak aspek lain dari kehidupan,” kata Juliet Schor, profesor sosiologi dari Boston College sekaligus ilmuwan yang mengepalai uji coba ini.

Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : The Guardian


TERBARU