> >

Menlu Rusia: Kemerdekaan Donbas dari Ukraina Prioritas Tanpa Syarat Moskow

Krisis rusia ukraina | 30 Mei 2022, 09:15 WIB
Menlu Rusia, Sergey Lavrov menegaskan kemerdekaan Donbas adalah prioritas tanpa syarat negaranya. (Sumber: Russian Foreign Ministry Press Service via AP)

MOSKOW, KOMPAS.TV - Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov menegaskan kemerdekaan Donbas sebagai prioritas tanpa syarat Moskow.

Meski begitu, Lavrov mengungkapkan wilayah Ukraina lainnya harus memutuskan masa depan mereka sendiri.

Pernyataan itu dikeluarkan Lavrov, Minggu (29/5/2022), saat berbicara dengan saluran TV Prancis TF1.

Dua kota penting di Donbas, Donetsk dan Luhansk memang menjadi fokus utama Rusia setelah gagal menduduki Kiev.

Baca Juga: Komandan Militer Rusia Disebut Memilih Selamatkan Peralatan Tempur Ketimbang Tentara yang Terluka

“Kemerdekaan Donetsk dan Luhansk, yang diakui Federasi Rusia sebagai negara merdeka, merupakan prioritas tanpa syarat,” ujarnya dikutip dari US News.

Selain itu, Lavrov mengungkapkan wilayah Ukraina lainnya belum tentu bahagia untuk kembali ke otoritas yang menurutnya dikuasai rezim Neo-Nazi.

“Terbukti bahwa pemerintahan itu memiliki esensi Russopfobia. Mereka harus menentukan mengenai diri mereka sendiri,” katanya.

Ia mengungkapkan penyerangan Rusia harus dilakukan setelah negara-negara Barat tak mengindahkan apa yang ia gambarkan sebagai peringatan tentang pengabaian Ukraina, terhadap serangan militer kepada warganya yang berbahasa Inggris.

Rusia membantah bahwa mereka telah melakukan serangan yang dituduhkan Ukraina.

Baca Juga: Pertama Kalinya, Zelensky Kunjungi Pasukan Ukraina di Garis Depan Kharkiv

Lavrov mengakui banyak orang terbunuh karena serangan yang mereka lakukan, tetapi ia sekali lagi menegaskan pasukan Rusia tak menargetkan warga sipil.

“Operasi itu memakan banyak waktu terutama karena tentara Rusia yang ambil bagian berada di bawah perintah ketat untuk menghindari serangan terhadap infrastruktur sipil,” ujarnya.

Invasi Rusia di Ukraina sudah akan memasuki bulan keempat, dan telah membunuh ribuan orang di Ukraina.

Menurut PBB, sejak serangan Rusia pada 24 Februari lebih dari 6,7 juta pengungsi lari dari Ukraina.

Penulis : Haryo Jati Editor : Purwanto

Sumber : US News


TERBARU