> >

Pejabat Kesehatan AS Peringatkan Cacar Monyet Diduga Kuat Menyebar Lewat Kontak Intim

Kompas dunia | 22 Mei 2022, 02:05 WIB
Warga Nigeria yang terinfeksi Cacar Monyet. Pejabat kesehatan senior AS hari Sabtu (21/5/2022) mengungkapkan kemungkinan Cacar Monyet menular melalui kontak intim, atau kontak seksual orang dengan ruam. (Sumber: The Guardian Nigeria)

Sebagian besar dari mereka yang terdeteksi sejauh ini adalah di antara laki-laki yang berhubungan seks dengan sesama laki-laki, kata pejabat kesehatan seperti laporan Bloomberg.

Sebuah kelompok penasihat WHO tentang infeksi yang berpotensi pandemi maupun endemik dilaporkan bertemu hari Jumat (20/5) untuk membahas cacar monyet, yang sebenarnya adalah salah satu patogen prioritas WHO selama bertahun-tahun.

Jelang bulan-bulan musim panas dimana terdapat lebih banyak acara dan kontak sosial, dianggap memberikan peluang bagi virus untuk menyebar, kata pejabat kesehatan senior AS melalui telepon.

Mereka juga mengatakan banyak persediaan obat antivirus yang melawan cacar monyet dalam persediaan nasional di AS.

Baca Juga: Ilmuwan Afrika Bingung Cacar Monyet Bisa Menyebar di Eropa-Amerika, Diduga Menular via Hubungan Seks

Pejabat kesehatan senior AS hari Sabtu, (21/5/2022) mengungkapkan kemungkinan cacar monyet menular melalui kontak intim, atau kontak seksual orang dengan ruam aktif (Sumber: Straits Times)

Di Massachusetts, di mana satu kasus dikonfirmasi, pejabat kesehatan negara bagian mewawancarai pasien untuk mengetahui dengan siapa dia mungkin telah melakukan kontak.

Pelacakan kontak akan menjadi bagian penting dari tanggapan terhadap wabah cacar monyet, kata pejabat kesehatan senior.

AS mencatat dua kasus cacar monyet tahun lalu pada pelancong yang baru mengunjungi Nigeria.

Namun, dalam kasus terbaru di seluruh dunia, tidak ada kaitan yang diketahui dari Afrika. Skala infeksi yang tidak biasa menimbulkan kekhawatiran ilmiah, kata seorang pejabat di telepon.

Cacar monyet secara signifikan kurang berbahaya daripada cacar air. Gejala biasanya termasuk demam, menggigil, dan ruam atau lesi pada wajah atau alat kelamin.

Strain yang saat ini beredar diyakini membunuh sekitar 1 persen dari mereka yang terinfeksi, meskipun belum ada yang meninggal dalam wabah saat ini.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Bloomberg/Straits Times


TERBARU