> >

Menang Pilpres, Bongbong Marcos Diminta Berhenti Ngaku sebagai Sarjana Oxford karena Tak Lulus

Kompas dunia | 18 Mei 2022, 20:18 WIB
Ilustrasi. Presiden terpilih Filipina Ferdinand Bongbong Marcos Jr. Bongbong Marcos diminta berhenti mengaku-aku sebagai sarjana Universitas Oxford karena tak lulus program S1 di sana. (Sumber: Straits Times)

LONDON, KOMPAS.TV - Calon presiden baru Filipina sekaligus putra diktator Ferdinand Marcos, Ferdinand “Bongbong” Marcos Jr. diminta berhenti mengaku-aku sebagai lulusan program sarjana Universitas Oxford, Inggris Raya.

Bongbong sebelumnya secara terbuka mengeklaim bahwa ia menyelesaikan pendidikan sarjana di Oxford pada 1970-an silam. Namun, pihak universitas menyebut Bongbong tidak menyelesaikan kuliahnya.

Sebagaimana diwartakan The Guardian, Senin (16/5/2022), Universitas Oxford menyebut mantan mahasiswanya itu sekadar diberikan gelar “diploma khusus”, bukan sarjana.

Universitas Oxford mengonfirmasi bahwa Bongbong mendaftar program S1 Filsafat, Politik, dan Ekonomi pada 1975, tetapi tidak menyelesaikan program ini.

“Berdasarkan catatan kami, dia (Bongbong) tidak menyelesaikan studinya, tetapi diberikan gelar diploma khusus di bidang studi ilmu sosial pada 1978,” demikian tulis pernyataan Universitas Oxford.

Baca Juga: Presiden Terpilih Filipina Marcos Jr Pilih Intensifkan Hubungan Bilateral dengan China

Universitas Oxford wajib mengungkapkan catatan studi Bongbong usai diminta oleh seorang pendukung rival Bongbong, Leni Robredo yang tinggal di Inggris Raya. Pendukung Robredo itu melayangkan permintaan melalui mekanisme keterbukaan informasi publik.

Juru bicara Bongbong serta tim suksesnya sendiri menyatakan bahwa mereka mengakui status gelar kesarjanaan putra diktator itu sebagaimana pernyataan Universitas Oxford.

Akan tetapi, timses Bongbong bersikeras bahwa sang calon presiden “menyelesaikan studi sarjananya di Universitas Oxford.”

Seorang pendukung Leni Robredo di Inggris Raya menuntut Bongbong agar berhenti menyesatkan masyarakat mengenai gelar pendidikannya.

Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Vyara-Lestari

Sumber : The Guardian


TERBARU