> >

Selayang Pandang Krisis dan Ambruknya Ekonomi Sri Lanka

Kompas dunia | 11 Mei 2022, 10:46 WIB
PM Sri Lanka yang mundur, Mahinda Rajapaksa, terlihat pusing berpikir. Krisis ekonomi terburuk sejak merdeka membuat Sri Lanka ambruk, memicu krisis politik dan kerusuhan di seluruh negeri. (Sumber: Rediff India)

Sebuah keluarga pemilik tanah yang kuat dari distrik pedesaan selatan, klan Rajapaksa mendominasi pemilihan lokal selama bertahun-tahun sebelum naik ke politik nasional pada 2005 ketika Mahinda terpilih sebagai presiden.

Mahinda tetap berkuasa hingga 2015 ketika dia dikalahkan oleh oposisi yang dipimpin oleh mantan ajudannya.

Setelah pemboman Paskah 2019, keluarga itu kembali berkuasa di bawah Gotabaya, yang mencalonkan diri sebagai presiden dalam kampanye nasionalis bernada tinggi, meraih hati pemilih yang kecewa dengan pemerintah sebelumnya atas serangan itu.

Para pengkritik menuduh Rajapaksa sangat bergantung pada militer untuk menegakkan kebijakan, mengesahkan undang-undang untuk melemahkan lembaga independen dan mempertahankan hampir monopoli dalam pengambilan keputusan.

Tiga anggota Rajapaksa lainnya berada di Kabinet hingga awal April, ketika Kabinet mengundurkan diri sebagai bentuk protes.

Pengunduran diri Mahinda hari Senin merupakan kemenangan parsial bagi para demonstran. Dengan berlanjutnya protes, terutama di luar kantor presiden, ada tekanan baru pada presiden untuk juga ikutan mundur.

Baca Juga: Tentara Bersenjata Berat Evakuasi PM Sri Lanka yang Undur Diri Usai Rumahnya Diserbu Massa

Mantan PM Sri Lanka yang mundur, Mahinda Rajapaksa, tengah, bersama adiknya, Presiden Gotabaya Rajapaksa, kanan. Krisis ekonomi terburuk sejak merdeka membuat Sri Lanka ambruk, memicu krisis politik dan kerusuhan di seluruh negeri. (Sumber: AP Photo/Eranga Jayawardena, File)

Apa yang terjadi selanjutnya?

Presiden Rajapaksa saat ini bekerja tanpa perdana menteri dan Kabinet, yang dibubarkan secara otomatis setelah saudaranya mengundurkan diri.

Gotabaya sekarang dapat memilih anggota Parlemen untuk menjadi perdana menteri berikutnya dan membentuk Kabinet.

Pilihannya akan membutuhkan dukungan mayoritas dari 225 anggota legislatif. Tidak jelas apakah dia masih memiliki cukup dukungan di Parlemen agar kandidatnya disetujui.

Presiden bisa saja mencoba untuk membentuk pemerintahan persatuan, tetapi kemungkinan akan sulit untuk meyakinkan anggota oposisi untuk bergabung.

Jika presiden mengundurkan diri sementara tidak ada perdana menteri, ketua Parlemen akan menjadi presiden sementara selama satu bulan, di mana Parlemen akan memilih seorang anggota untuk menjadi presiden sampai pemilihan dapat diadakan.

Baca Juga: Cadangan Devisa Hanya Tersisa Rp 719 Miliar, Sri Lanka Diambang Kebangkrutan

Sebuah mosi untuk memakzulkan Rajapaksa tidak akan mudah. Itu akan membutuhkan pengesahan dari ketua parlemen, Mahkamah Agung dan dukungan dari setidaknya 150 anggota parlemen. Partai-partai oposisi tidak memegang mayoritas di Parlemen, membuat prosesnya semakin sulit.

Selama 45 tahun Sri Lanka diperintah oleh sistem presidensial eksekutif, ada satu upaya yang gagal untuk menggulingkan presiden.

Konstitusi memberikan presiden kekuasaan yang luas sebagai panglima angkatan bersenjata, kepala kabinet dan kekuasaan untuk menunjuk hakim agung, kepala polisi dan lain-lain.

Presiden, terlepas dari kekuasaannya yang luas, masih membutuhkan perdana menteri dan Kabinet untuk menjalankan fungsi eksekutif.

Ketidakpastian yang sedang berlangsung atas langkah presiden selanjutnya dan kekosongan administrasi telah menimbulkan kekhawatiran akan pengambilalihan militer, terutama jika kekerasan meningkat.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Purwanto

Sumber : Kompas TV/Associated Press


TERBARU