> >

Rusia Ancam akan Sita Aset Milik Warga Berbagai Negara yang Memusuhinya

Krisis rusia ukraina | 1 Mei 2022, 19:42 WIB
Kantor Bank of Russia. Rusia, Minggu (1/5/2022), mengancam akan menyita aset negara-negara yang dianggap memusuhinya yang berada di wilayahnya. Hal itu sebagai pembalasan atas usulan Amerika Serikat untuk menjual aset oligarki Rusia dan memberikan hasil penjualannya kepada Ukraina. (Sumber: Straits Times)

MOSKOW, KOMPAS.TV - Rusia, Minggu (1/5/2022), mengancam akan menyita aset milik warga negara-negara yang memusuhinya yang berada di wilayahnya.

Hal itu sebagai pembalasan atas usulan Amerika Serikat untuk menjual aset oligarki Rusia dan memberikan hasil penjualannya kepada Ukraina.

"Sejauh menyangkut perusahaan-perusahaan yang berbasis di wilayah Rusia yang pemiliknya adalah warga negara dari negara-negara yang bermusuhan dan di mana keputusan telah diambil" untuk menyita aset Rusia, "adalah adil untuk mengambil tindakan timbal balik dan menyita aset," kata juru bicara Parlemen Majelis Rendah Rusia, Vyacheslav Volodin, seperti dilansir Associated Press, Minggu.

“Dan hasil dari penjualan aset tersebut akan digunakan untuk pembangunan negara kita,” katanya di saluran Telegram-nya.

Volodin menuduh "sejumlah negara yang bermusuhan, Lituania, Latvia, Polandia, dan bahkan Amerika Serikat", melanggar hukum internasional dan "melakukan pencurian murni".

Volodin mengatakan "hari ini, pengusaha Rusia membeli perusahaan asing yang beroperasi di Rusia, dan membeli saham mitra yang ingin keluar dari pasar kami".

Baca Juga: Ruble Rusia Digunakan sebagai Mata Uang di Kherson Ukraina, Bakal Berjalan Baik atau Tidak?

Kantor Bank Sentral Rusia di Moskow. Rusia, Minggu (1/5/2022), mengancam akan menyita aset negara-negara yang memusuhinya yang berada di wilayahnya. Hal itu sebagai pembalasan atas usulan Amerika Serikat untuk menjual aset oligarki Rusia dan memberikan hasil penjualannya kepada Ukraina. (Sumber: Antara )

Dia mendesak negara-negara "bermusuhan" untuk "bertindak dengan cara yang beradab dan menghormati hukum internasional".

Pernyataan Volodin muncul setelah Presiden AS Joe Biden mengumumkan proposal untuk meningkatkan tekanan ekonomi terhadap Rusia, dengan prosedur penyitaan dan perampasan hak milik.

Langkah itu memungkinkan aset yang disita dari oligarki Rusia "dijual" untuk "memperbaiki kerusakan yang disebabkan Rusia dan untuk membantu membangun Ukraina."

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : Kompas TV/Straits Times


TERBARU