> >

Kesaksian Relawan Pengumpul Mayat Pertama di Bucha: Orang Berjalan Biasa, Tiba-Tiba Ditembak Sniper

Krisis rusia ukraina | 25 April 2022, 20:33 WIB
Situasi salah satu kuburan umum di Bucha, Kiev, Ukraina yang sibuk sejak pasukan Rusia mundur dari daerah itu. Foto diambil pada 14 April 2022. (Sumber: Rodrigo Abd/Associated Press)

KIEV, KOMPAS.TV - Sebelum ratusan mayat yang bergelimpangan di Bucha, Ukraina,  ditemukan otoritas setempat, sekelompok warga telah berinisiatif mengumpulkan mayat-mayat dan menguburkannya selama pendudukan Rusia. Salah seorang relawan inisiatif tersebut adalah Vlad Minchenko, seniman tato yang berbasis di Bucha.

Minchenko masih menjadi relawan pengumpul mayat tiga pekan setelah Rusia mundur dari Bucha. Ia mengaku telah menjemput banyak sekali mayat.

“Saya telah mengumpulkan banyak sekali mayat, lebih dari 100,” kata Minchenko kepada Associated Press.

Pekerjaan menyeramkan Minchenko dilakukan sejak Maret ketika Rusia menduduki daerah itu; sejak mayat-mayat yang tergeletak di jalanan atau dibuang ke halaman rumah bertambah banyak hingga mengganggu, bahkan bagi tentara pendudukan.

Baca Juga: Kuburan Bangkai Mobil, Jejak Kekejaman Militer Rusia Duduki Bucha Ukraina

Akan tetapi, pekerjaan mengumpulkan mayat ini memuat risiko tersendiri bagi Minchenko dan kawan-kawan. Pasalnya, tentara Rusia kapan pun berpeluang mencurigai lalu mengeksekusi mereka.

“Kami diberi tahu (oleh tentara Rusia), ‘Pergilah ke sana, ada 15 mayat.’ Sedangkan (unit tentara) yang lain menyetop kami. Mereka menyuruh kami menghadap pagar. Kami mengatakan kami tidak akan mendekati pagar itu. ‘Jika kamu ingin menembak kami, tembaklah di sini, kami tak akan terbujur di dekat pagar,’” kata Minchenko mengenang kerja sukarelanya selama pendudukan.

Minchenko dan rekannya tak hanya bekerja atas permintaan Rusia. Seringkali, warga setempat meminta mereka menyingkirkan mayat.

Minchenko dan kawan-kawannya pun menjadi saksi hidup pembantaian di Bucha yang kini tengah diselidiki sebagai dugaan kejahatan perang.

“Orang-orang berjalan kaki biasa, atau bersepada, lalu penembak runduk menembak mereka di kepala. Sebagian ditembak di pekarangan. Enam atau tujuh orang dengan tangan terikat di belakang juga ditembak tepat di kepala,” kata Minchenko.

Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Associated Press


TERBARU