> >

Demi Pertahankan Wilayah dari Serbuan Rusia, Ukraina Hujani Rakyatnya dengan Bom Tandan

Krisis rusia ukraina | 19 April 2022, 14:55 WIB
Bagian dari munisi atau bom tandan Uragan yang kemungkinan besar ditembakkan oleh pasukan Ukraina, di Husarivka, Ukraina, pada 14 April 2022. (Sumber: New York Times/Straits Times)

HUSARIVKA, KOMPAS.TV - Saat itu awal Maret ketika hulu ledak munisi atau bom tandan mendarat di sebelah rumah Yurii Doroshenko di Ukraina timur, usai bom tandan itu menebar maut di desanya. 

"Mereka menembak dan menghantam jalan," kata Doroshenko seperti dikutip New York Times, Selasa (19/4/2022).

Jenis senjata yang dilarang secara internasional itu berulang kali dituding digunakan militer Rusia sejak menginvasi Ukraina akhir Februari. Kelompok HAM mengecam penggunaannya. Para pemimpin Barat juga mengaitkan kehadiran mereka dengan sekumpulan tudingan kejahatan perang yang ditujukan ke Moskow.

Namun, bom tandan alias bom curah yang mendarat di sebelah rumah Doroshenko tidak ditembakkan oleh pasukan Rusia. Berdasarkan bukti yang ditinjau oleh The New York Times selama kunjungan ke daerah tersebut, amat sangat mungkin bom mematikan itu justru diluncurkan oleh pasukan Ukraina yang mencoba untuk merebut kembali daerah tersebut.

Tidak ada yang tewas dalam serangan itu di Husarivka, sebuah dusun pertanian yang dikelilingi oleh ladang gandum dan jalur gas alam. Kendati begitu, setidaknya dua orang tewas dibunuh pasukan Ukraina yang menembaki mereka, beralasan mereka menargetkan pasukan Rusia.

Saat perang mendekati minggu kedelapan, kedua belah pihak sangat bergantung pada duel artileri dan roket untuk saling menjatuhkan.

Tetapi keputusan Ukraina untuk menghujani desa mereka sendiri dengan bom tandan yang mampu menebar maut dan membunuh orang tak bersalah secara serampangan, menggarisbawahi perhitungan strategis mereka. Inilah yang perlu mereka lakukan untuk merebut kembali negara mereka, berapa pun biayanya.

Bom tandan, kelas senjata yang terdiri dari roket, bom, rudal, mortir dan peluru artileri, membelah di udara dan menyebarkan bom yang lebih kecil di area yang luas.

Baca Juga: Gerak Maju Serbuan Besar-Besaran Rusia di Ukraina Timur, kota Kremninna Jatuh Dikuasai Rusia

Teknisi penjinak bom mengeluarkan roket yang tidak meledak di desa Ridnyi Krai, Ukraina, pada 8 April 2022. (Sumber: New York Times)

Bahaya bagi warga sipil sangat signifikan, sampai amunisi yang tidak meledak telah ditemukan dan dibuang dengan benar oleh para ahli.

Konvensi Munisi Tandan, yang mulai berlaku tahun 2010, melarang penggunaannya karena dapat menimbulkan bahaya yang tidak pandang bulu terhadap warga sipil.

Kelompok-kelompok kemanusiaan mencatat, 20 persen atau lebih hulu ledak antipersonel yang menyebar di udara itu gagal meledak saat membentur tanah. Namun, mereka dapat meledak di kemudian hari jika diambil atau ditangani.

Lebih dari 100 negara menandatangani pakta tersebut. Namun Amerika Serikat (AS), Ukraina dan Rusia tidak ikut .

“Ini tidak mengejutkan, tetapi jelas mencemaskan saat mendengar bukti telah muncul yang menunjukkan bahwa Ukraina mungkin menggunakan bom tandan dalam konflik saat ini,” kata Mary Wareham, direktur advokasi divisi senjata di Human Rights Watch.

"Amunisi tandan adalah senjata yang tidak dapat diterima yang membunuh dan melukai warga sipil di seluruh Ukraina," ujarnya.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari

Sumber : New York Times/Straits Times


TERBARU