> >

Kepala Gereja Ortodoks Rusia Serukan Dukungan atas Penyerangan ke Ukraina

Krisis rusia ukraina | 11 April 2022, 01:30 WIB
Kepala Gereja Ortodoks Rusia, Patriark Kirill, Minggu (10/4/2022), menyerukan kepada umatnya untuk bersatu dengan pemerintah saat Moskow melakukan serangan militer ke Ukraina, seperti dilaporkan Antara. (Sumber: Antara)

LONDON, KOMPAS.TV - Kepala Gereja Ortodoks Rusia, Patriark Kirill, Minggu (10/4/2022), menyerukan kepada umatnya untuk bersatu dengan pemerintah saat Moskow melakukan serangan militer ke Ukraina, seperti laporan Antara, Minggu.

Kirill sebelumnya sudah mengeluarkan sejumlah pernyataan yang membela aksi Rusia di Ukraina, memandang perang itu sebagai benteng melawan budaya liberal Barat yang dianggap sebagai kemunduran.

"Semoga Tuhan membantu kita bersatu di saat yang sulit ini demi tanah air, termasuk pemerintah," kata Kirill, yang berusia 75 tahun dalam khotbahnya di Moskow seperti dikutip kantor berita Interfax.

"Semoga pemerintah dipenuhi tanggung jawab, kerendahan hati dan kesiapan untuk melayani rakyat bahkan jika harus mengorbankan nyawa," kata sang patriark, gelar uskup tertinggi Gereja Ortodoks, yang juga sekutu dekat Presiden Vladimir Putin itu.

Baca Juga: Gereja Ortodoks Rusia Anggap Penolak Vaksin Covid-19 Sebagai Pendosa

Presiden Rusia Vladimir Putin. Kepala Gereja Ortodoks Rusia Patriark Kirill, Minggu (10/4/2022), menyerukan kepada umatnya untuk bersatu dengan pemerintah saat Moskow melakukan serangan militer ke Ukraina, seperti laporan Antara, Minggu. (Sumber: Mikhail Klimentyev, Sputnik, Kremlin Pool Photo via AP)

Dukungannya pada aksi militer Rusia, yang menewaskan ribuan tentara dan warga sipil Ukraina, menyulut kemarahan sejumlah pihak di kalangan Gereja Ortodoks di Rusia dan di luar negeri yang termasuk dalam Patriarkat Moskow.

Pada Minggu, dia mengatakan, ketika rakyat bersatu dengan pemerintah, "akan ada solidaritas sejati dan kemampuan mengusir musuh di luar dan di dalam…"

Rusia mengerahkan puluhan ribu tentara ke Ukraina pada 24 Februari dalam "operasi khusus" untuk melucuti militer di negara tetangganya itu dan membasmi orang-orang yang mereka sebut sebagai nasionalis berbahaya.

Ukraina telah melakukan perlawanan sengit dan Barat telah menjatuhkan sanksi pada Rusia sebagai upaya untuk memaksa negara itu untuk menarik pasukannya.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : Kompas TV/Antara


TERBARU