> >

Anaknya Alami Kerusakan Otak Karena Terkena Lemparan Bola Bisbol, Seorang Ibu Gugat Tim LA Angels

Kompas dunia | 8 April 2022, 07:31 WIB
Pengacara keluarga Galaz, Keith Bruno, kiri, dan Kyle Scott, membawa foto Bryson Galaz dan foto tulang tengkoraknya saat konferensi pers di Anaheim, California pada Kamis, 7 April 2022. Ibu dari Bryson Galaz, mengajukan gugatan terhadap tim Los Angeles Angels yang tanpa sengaja melemparkan bola bisbol yang mengenai kepala Bryson. (Sumber: AP Photo/Amy Taxin)

ANAHEIM, KOMPAS.TV — Seorang anak laki-laki berusia 6 tahun mengalami retak tulang tengkorak dan kerusakan otak ketika secara tidak sengaja terkena bola bisbol yang dilemparkan oleh pemain Los Angeles (LA) Angels.

Pemain tersebut sedang melakukan pemanasan sebelum pertandingan di stadion kandang tim pada tahun 2019.

Gugatan kasus ini diumumkan pada Kamis (7/4/2022) kemarin dan menyalahkan cedera yang terjadi karena kelalaian tim bisbol tersebut. Gugatan tersebut dilayangkan oleh ibu anak laki-laki itu, Beatrice Galaz.

Galaz mengatakan tim harus memiliki lebih banyak jaring di sepanjang sisi lapangan dan pemain tidak boleh melempar bola selama pemanasan, di area di mana penonton dapat terkena bola, terutama ketika tim mendorong penggemar untuk datang lebih awal untuk bertemu pemain.

Baca Juga: Sosok Hwang Jae Gyun, Pemain Bisbol Korsel yang akan Menikahi Jiyeon T-Ara

Peristiwa itu terjadi pada 15 September 2019, saat putranya, Bryson, sedang berjalan bersama ayahnya di baris pertama tempat duduk stadion menuju ruang istirahat. Di ruang tersebut para pemain bertemu dengan penggemar yang meminta tanda tangan mereka.

Dia terkena lemparan bola bisbol di bagian samping kepala, ketika pelempar Keynan Middleton, yang sedang melakukan pemanasan di lapangan melemparkan bola ke arah pemain Angels lain yang gagal menangkapnya.

“Bryson dilarikan ke ruang gawat darurat dalam kondisi kritis dan dikirim ke rumah sakit anak untuk dipantau selama 2,5 hari,” kata Kyle Scott, pengacara keluarga tersebut. 

Sejak itu, Bryson — sekarang duduk di kelas tiga — masih bisa bersekolah, tetapi mengalami kesulitan dalam memperhatikan pelajaran dan sulit melakukan interaksi sosial.

Pemeriksaan medis menunjukkan aktivitas otak yang tidak normal, yang menimbulkan kekhawatiran tentang perkembangan jangka panjangnya, terutama karena mata pelajaran sekolah menjadi lebih kompleks.

Penulis : Tussie Ayu Editor : Gading-Persada

Sumber : Associated Press


TERBARU