> >

60 Prajurit Terjun Payung Rusia Tolak Berperang di Ukraina, Putin Murka

Krisis rusia ukraina | 8 April 2022, 03:35 WIB
Ilustrasi. Pasukan terjun payung Rusia terjun dari helikopter pengangkut dalam latihan perang gabungan di perbatasan Belarusia - Polandia, Jumat (12/11/2021). (Sumber: Kementerian Pertahanan Belarusia via AP)

MOSKOW, KOMPAS.TV – Presiden Rusia Vladimir Putin dilaporkan murka usai mengetahui adanya sejumlah prajurit yang menolak berperang di Ukraina. 

Sekitar 60 personel pasukan terjun payung Rusia di wilayah Pskov dilaporkan menolak untuk ditugaskan dan berperang di Ukraina.

Harian Pskovskaya Gubernia pada Rabu (6/4/2022) mewartakan, para penerjun payung di area itu dikerahkan ke Belarusia beberapa hari setelah Rusia menginvasi Ukraina pada 24 Februari lalu. 

Namun, melansir Moscow Times pada Kamis (7/4/2022), sebagian besar prajurit kelompok elite itu dikembalikan ke Pskov dan dipecat setelah menolak untuk berperang. Beberapa personel lainnya diancam dengan tuntutan pidana karena desersi.

Baca Juga: Inggris Akui Ada Prajurit yang Desersi dan Pergi ke Ukraina untuk Perang, Akan Ada Sanksi

Nikolay Kuzmin, aktivis setempat, menyatakan bahwa ia telah berbicara dengan seorang sopir yang membantu mengangkut prajurit penerjun payung itu kembali ke Pskov. Kuzmin menyebut bahwa sang sopir membenarkan laporan itu.

Diperkirakan, jumlah prajurit yang menolak berperang di Ukraina akan melonjak tajam. 

“Sumber militer kami menyebut bahwa para komandan kini tak mau menerima pengunduran diri apa pun,” tulis harian Pskovskaya Gubernia. “Sebagai gantinya, banyak komandan yang mengirim mereka (para prajurit) ke kantor kejaksaan militer (untuk dituntut pidana karena desersi).”

Pemberontakan itu jelas membuat malu Putin. Ia bahkan menginstruksikan Menteri Pertahanan Sergei Shoigu untuk mengirim salah satu perwira paling senior yang dimilikinya ke Pskov untuk menangani proses persidangan prajurit yang desersi itu secara personal. 

Sejak perang Rusia-Ukraina dimulai, ini bukan kali pertama Putin dipermalukan akibat pemberontakan tentaranya sendiri.

Penulis : Vyara Lestari Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Moscow Times/Express.co.uk


TERBARU