> >

PBB Sebut Warga Sipil Sengaja Disasar dalam Pembantaian Bucha

Krisis rusia ukraina | 5 April 2022, 20:33 WIB
Ira Gavriluk, seorang warga Bucha, Kiev, memeluk kucingnya di luar rumah tempat suaminya, saudara, serta seorang pria lain dieksekusi, Senin (4/4/2022). (Sumber: Felipe Dana/Associated Press)

JENEWA, KOMPAS.TV - Bukti-bukti pembantaian yang muncul dari Bucha, Ukraina dan daerah lain menunjukkan bahwa warga sipil sengaja “disasar dan dibunuh secara langsung”. Hal tersebut disampaikan juru bicara Kantor Komisaris Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Hak Asasi Manusia (OHCHR), Liz Throssell, Selasa (5/4/2022).

Throssell pun menyebut pembantaian di Bucha sangat kentara sebagai kejahatan perang. Tak seperti serangan artileri atau rudal yang menyasar bangunan, Rusia akan sulit mengelak dari insiden di Bucha.

Sebelumnya, jurnalis dan pasukan Ukraina menemukan puluhan jasad berpakaian sipil di Bucha, daerah pinggiran Kiev, dan sekitarnya setelah pasukan Rusia mundur dari sana pekan lalu.

Baca Juga: Zelensky soal Ratusan Mayat di Bucha Ukraina: Diikat, Ditembak, Dilindas, Diperkosa

Reporter Associated Press yang berada di lokasi kejadian menyebut terdapat puluhan mayat berpakaian sipil. Mereka terlihat tak bersenjata, ditembak dari jarak dekat, dan sebagian dalam kondisi tangan terikat atau bekas dibakar.

“Saya pikir apa yang kita lihat dari Bucha dan derah lain jelas menunjuk ke perkembangan yang sangat menggelisahkan. Brutalitas itu, ketika warga sipil dijadikan target benar-benar menggarisbawahi betapa mengkhawatirkannya ini. Terdapat semua tanda bahwa para korban sengaja ditargetkan dan dibunuh,” kata Throssell.

Sejak melancarkan invasi pada 24 Februari lalu, Rusia selalu membantah tuduhan pihaknya menyasar warga sipil. Moskow sendiri kembali menyanggah insiden pembantaian di Bucha belakangan ini.

Akan tetapi, pemeriksa fakta ramai-ramai membantah klaim Rusia bahwa pembantaian di Bucha hanyalah “rekayasa”.

Menurut Throssell, dugaan pembantaian sipil di Bucha akan sulit disembunyikan dibanding tuduhan kejahatan perang yang selama ini berasal dari pengeboman. Pasalnya, tindakan secara langsung membunuh warga sipil sulit dianggap memiliki “konteks militer”.

“Tentu saja, kita sudah bicara tentang kejahatan perang dalam konteks tembakan meriam, bombardir, dan serangan artileri. Mereka juga harus diinvestigasi. Namun, Anda bisa berargumen adanya konteks militer yang berlaku, misalnya, pada gedung yang diserang. Sulit untuk melihat apa konteks militer bagi individu yang terbujur di jalanan dengan bekas tembakan di kepala atau jasad mereka bekas dibakar,” pungkas Throssell.

Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Associated Press


TERBARU