> >

Stasiun Kereta Api Kiev Jadi Saksi Bisu Pahitnya Perang

Krisis rusia ukraina | 6 Maret 2022, 00:05 WIB
Sejumlah warga yang berupaya melarikan diri dari Ukraina untuk menghindari perang, tampak bertahan di peron stasiun kereta api di Lviv di barat Ukraina, Jumat (4/3/2022). (Sumber: (AP Photo/Felipe Dana)

KIEV, KOMPAS.TV – Genap 10 hari invasi Rusia ke Ukraina pada Sabtu (5/3/2022), stasiun kereta api sentral Kiev masih disesaki oleh ribuan warga yang tampak putus asa hendak meninggalkan ibu kota.

Di peron stasiun, para ibu memeluk anak-anak mereka, dan anjing-anjing mulai menggonggong. 

Orang-orang mulai panik manakala mereka menyadari bahwa kereta api yang mereka nantikan sudah terlalu penuh.

Anastasia Kolomiyet, seorang warga Kiev, tak bisa masuk ke kereta api menuju Lviv, kota di barat Ukraina dekat perbatasan Polandia. Gerbong sudah terlalu sesak, tak ada tempat lagi untuknya.

Namun, ia tetap bersikukuh akan mencoba lagi. Ia akan menunggu di stasiun hingga kereta api terakhir hari itu, jika memang harus.

Baca Juga: Evakuasi Gagal karena Rusia Langgar Gencatan Senjata, Warga: Pilih Bunuh Diri di Kota atau Jalanan?

Sejumlah warga Ukraina tampak menanti kereta api dalam upaya melarikan diri dari perang, di stasiun kereta api Lviv di barat Ukraina, Jumat (4/3/2022). (Sumber: AP Photo/Felipe Dana)

Dari Lviv, ia berencana meninggalkan Ukraina. Entah kapan ia akan kembali. Butuh waktu untuk mengambil keputusan pergi meninggalkan tanah airnya.

“Saya kira (perang ini) hanya akan berlangsung beberapa hari. Tak ada seorang pun yang memercayainya. Tak ada yang percaya bahwa kami harus melarikan diri, mengungsi,” kata Kolomiyet menerawang.

Perempuan lain, Ksenia, juga berharap perang akan berakhir secepatnya dan negosiasi berjalan mulus. Berita kebakaran di salah satu reaktor nuklir terbesar Ukraina akibat serbuan tentara Rusia Kamis (3/3) lalu, memaksanya mengambil keputusan untuk pergi. 

Baca Juga: Masuk Hari ke-10, Ini Kronologi dan Sederet Peristiwa Penting sepanjang Perang Rusia-Ukraina

Penulis : Vyara Lestari Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Associated Press


TERBARU