> >

Berbahaya, IAEA Minta Rusia dan Ukraina Tak Bertempur Dekat Fasilitas Nuklir

Krisis rusia ukraina | 2 Maret 2022, 20:53 WIB
Ilustrasi. Tentara Garda Nasional Ukraina berlatih di Pripyat, dekat PLTN non-aktif Chernobyl pada 4 Februari 2022. Dalam invasi Rusia, PLTN di Chernobyl dan Zaporizhzhia juga menjadi medan tempur dan kini dilaporkan telah direbut tentara Rusia. (Sumber: Mykola Tymchenko/Associated Press)

WINA, KOMPAS.TV - Badan Energi Atom Internasional (IAEA) meminta Rusia dan Ukraina tidak bertempur di dekat fasilitas nuklir. IAEA khawatir serangan salah sasaran bisa menimbulkan bencana nuklir.

Hal tersebut disampaikan Kepala IAEA Rafael Grossi dalam rapat khusus badan pengawas nuklir Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) itu pada Rabu (2/3/2022).

Grossi mengaku “sangat khawatir” karena pertempuran di Ukraina juga terjadi dekat pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) nonaktif di Chernobyl dan PLTN Zaporizhzhia.

“Ini pertama kalinya konflik militer terjadi di tengah-tengah fasilitas program nuklir yang besar,” kata Grossi dikutip Associated Press.

Diplomat asal Argentina itu mengingatkan, setiap aksi yang mengganggu operasi aman fasilitas nuklir atau penjagaan material radioaktif “bisa menimbulkan konsekuensi parah, memperberat penderitaan manusia dan menyebabkan kerusakan lingkungan”.

“Juga imperatif untuk memastikan bahwa orang-orang berani yang mengoperasikan, meregulasi, menginspeksi, dan meninjau fasilitas nuklir di Ukraina dapat melanjutkan operasional mereka dengan aman, tidak terganggu, dan tanpa tekanan apa pun,” tegas Grossi.

Baca Juga: Delegasi Rusia dan Ukraina Hari ini Kembali Berunding, Sementara Rusia Kepung PLTN Terbesar Ukraina

Pada Rabu (2/3), Rusia dilaporkan telah merebut PLTN terbesar Ukraina di Zaporizhzhia.

Fasilitas tersebut memuat enam dari total 15 reaktor yang dimiliki Ukraina. Sembilan reaktor lain tersebar di tiga PLTN berbeda.

Rusia mengeklaim militernya telah mengontrol area PLTN Zaporizhzhia dan sekitarnya.

Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Associated Press


TERBARU