> >

Perundingan Nuklir Iran Kembali Digelar di Wina, Masuk Tahap Akhir

Kompas dunia | 1 Maret 2022, 00:05 WIB
Kepala juru runding program nuklir Iran Ali Bagheri Kani tiba di Palais Coburg, tempat pembicaraan nuklir tertutup berlangsung di Wina, Austria, Selasa, 8 Februari 2022. Pembicaraan untuk memulihkan kesepakatan penting tahun 2015 tentang program nuklir Iran dilanjutkan pada Senin 28 Februari 2022. (Sumber: AP Photo/Lisa Leutner, file)

WINA, KOMPAS.TV - Para diplomat dari Iran dan kekuatan dunia berkumpul kembali di Wina pada Senin (28/2/2022) untuk mengupayakan kesepakatan demi menghidupkan kembali perjanjian nuklir Iran 2015.

Associated Press melaporkan pada Senin (28/2/2022) bahwa di antara yang hadir adalah kepala juru runding Iran, Ali Bagheri Kani, yang kembali ke Wina setelah berkonsultasi dengan pemerintahnya di Teheran selama akhir pekan.

Pihak lain dalam perjanjian tersebut adalah Inggris, Prancis, Jerman, Rusia, dan China.

Amerika Serikat berpartisipasi secara tidak langsung dalam pembicaraan karena menarik diri dari perjanjian pada tahun 2018 di bawah Presiden Donald Trump.

Presiden Joe Biden sudah memberi isyarat Amerika Serikat ingin bergabung kembali dengan kesepakatan itu.

Kesepakatan itu, yang secara resmi dikenal sebagai Rencana Aksi Komprehensif Gabungan JCPOA, memberikan keringanan sanksi kepada Iran sebagai imbalan atas pembatasan program nuklirnya.

Baca Juga: Tuntut Pencabutan Sanksi, Iran: Jika Perundingan Nuklir Gagal, Kesalahannya Ada di Pihak Barat

Fasilitas nuklir Iran di Natanz, Teheran. Pembicaraan untuk memulihkan kesepakatan penting tahun 2015 tentang program nuklir Iran dilanjutkan hari Senin, 28 Februari 2022. (Sumber: Atomic Energy Organization of Iran via AP, File)

Di bawah kepresidenan Donald Trump, Amerika Serikat kembali menerapkan sanksi berat terhadap Iran, yang ditanggapi Teheran dengan meningkatkan kemurnian uranium serta menambah jumlah uranium yang diperkaya, yang berarti melanggar kesepakatan.

Para pejabat mengatakan bahwa pembicaraan tersebut saat ini mencapai tahap akhir, meskipun tidak jelas berapa lama waktu yang dibutuhkan.

Negosiasi telah berlangsung selama berbulan-bulan, diselingi jeda panjang tahun lalu yang disebabkan kedatangan pemerintah baru garis keras di Iran.

Tiga peserta Eropa Barat memperingatkan bahwa waktu hampir habis untuk menarik kesimpulan dari perundingan.

Mereka berpendapat, perjanjian itu akan segera menjadi "cangkang kosong" mengingat Iran selama ini sudah meningkatkan program nuklirnya.

Iran sebaliknya bersikeras, program nuklir mereka bersifat damai.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Fadhilah

Sumber : Kompas TV/Associated Press


TERBARU