> >

Pendeta AS Salah Forma Baptis selama 16 Tahun, Ribuan Pembaptisan Terancam Harus Diulang

Kompas dunia | 19 Februari 2022, 07:00 WIB
Ilustrasi. Gereja Katolik St. Gregory di Phoenix, Arizona, Amerika Serikat. Seorang pendeta yang mengabdi di Arizona, Romo Andres Arango, dilaporkan keliru mengucapkan forma sakramen baptis selama bertugas, sehingga ribuan pembaptisan terancam tidak sah. (Sumber: Ross D. Franklin/Associated Press)

Jemaat yang pernah dibaptis Romo Arango yakin bahwa pendeta itu sama sekali tak berniat buruk. Sebagian besar jemaat yang ditemui Associated Press justru memuji-muji sang romo.

Arango menjabat di tiga paroki di Phoenix sejak 2005 hingga pengunduran dirinya pada 1 Februari 2022. Mengenai masanya menjabat, umat paroki memujinya dengan menekankan bahwa jumlah jemaat terus naik, berbanding terbalik sebelum kedatangan Romo Arango.

Baca Juga: Mengejutkan, NASA Mempekerjakan Pendeta untuk Mempersiapkan Manusia Kontak dengan Alien

“Tanpa kebaikan hatinya, kepedulian, perhatian, dan penggembalaannya, baik secara fisik atau spiritual, gereja dan sekolah kami pasti sudah musnah,” kata Mona Shelley salah satu anggota seumur hidup paroki St. Gregory, Phoenix.

Ketika perpisahan Arango, ia disebut menerima tepuk tangan meriah dan terima kasih dari jemaat. Romo Arango pun beberapa kali kembali ke gereja sejak pengunduran diri untuk melakukan pembaptisan ulang dengan forma sesuai ketentuan Vatikan.

“Saya tidak memandangnya melakukan ini dengan niat jahat. Romo Andres (Arango) adalah seorang pendeta luar biasa dan dia mungkin telah membuat kesalahan, tetapi itu tidak mengubah fakta bahwa ia benar-benar peduli pada parokinya dan sungguh-sungguh, betul-betul memegang teguh imannya,” tukas Christina Moishe Collins, anggota paroki yang lain.

Umat paroki di Phoenix bahkan mengirim petisi yang meminta pertemuan dengan Keuskupan. Umat mendesak Keuskupan menjelaskan pandangannya tentang hengkangnya Romo Arango dan memberi jawaban atas keputusan membatalkan ribuan sakramen.

Petisi itu juga melampirkan daftar yang diisi ratusan jemaat dengan cerita bagaimana Romo Arango memengaruhi hidup mereka secara positif.

Maria Vazquez, anggota paroki yang cucunya dibaptis Arango, yakin bahwa pembaptisan itu masih sah dan mengirim surat yang meminta Keuskupan mengembalikan sang pendeta. Beberapa jemaat lain juga melakukan hal yang sama.

“Saya meminta mereka (Keuskupan) menggunakan hati dan memaafkan. Ada pendeta lain yang melakukan hal yang jauh lebih buruk dan dibiarkan tetap berada di gereja,” kata Vazquez.

Baca Juga: Luhut Ajak Gereja di Indonesia Ikut Ambil Peran Memajukan Bangsa, Misalnya Bisa Buka Sentra Vaksin

 

Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Associated Press


TERBARU