> >

Staf WHO Wilayah Pasifik Barat Keluhkan Direkturnya Lakukan Rasisme, Intimidasi, dan Kasar

Kompas dunia | 27 Januari 2022, 16:18 WIB
Staf kantor Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)  wilayah Pasifik Barat yang masih aktif dan sudah tidak aktif di WHO menuduh direktur WHO wilayah Pasifik Barat Dr. Takeshi Kasai berperilaku rasis, tidak etis, dan kasar yang telah merusak upaya badan kesehatan PBB itu untuk mengekang pandemi virus corona, seperti dilansir Associated Press, Kamis, (27/1/2022). (Sumber: AP Photo/Bullit Marquez)

Baca Juga: WHO Kembali Peringatkan: Pandemi Covid-19 Masih Jauh Dari Selesai

Markas WHO di Manila, Filipina. Staf kantor Organisasi Kesehatan Dunia WHO wilayah Pasifik Barat yang masih aktif dan sudah tidak aktif di WHO menuduh direktur WHO wilayah Pasifik Barat Dr. Takeshi Kasai berperilaku rasis, tidak etis, dan kasar yang telah merusak upaya badan kesehatan PBB itu untuk mengekang pandemi virus corona, seperti dilansir Associated Press, Kamis, (27/1/2022). (Sumber: WHO Western Pacific)

Kasai adalah seorang dokter Jepang yang memulai karirnya di sistem kesehatan masyarakat negaranya sebelum pindah ke WHO.

Dia dipuji karena mengembangkan respons kawasan terhadap wabah yang muncul setelah epidemi SARS pada tahun 2003.

Lawrence Gostin, direktur Pusat Kolaborasi WHO untuk Hukum Kesehatan Masyarakat dan Hak Asasi Manusia di Universitas Georgetown, mengatakan dia berhubungan dengan banyak orang di kantor Pasifik Barat, dan tahu mereka merasa "disiksa" selama pandemi.

Gostin mengatakan rasisme di kantor WHO di pusat pandemi "tidak masuk akal," dan tuduhan itu jelas melukai kredibilitas WHO.

Staf WHO juga menuduh Kasai menyalahgunakan posisinya untuk membantu pemerintah Jepang dalam perencanaan vaksinasi Covid-19 dengan memberikan data rahasia.

Banyak negara mengharapkan WHO untuk tidak membagikan perincian tentang masalah sensitif seperti vaksinasi kecuali jika mereka secara eksplisit menyetujuinya.

Seorang ilmuwan WHO yang bekerja pada imunisasi Covid-19 di Asia mengatakan kepada AP bahwa Kasai berbagi data dengan Jepang sehingga pemerintah dapat memutuskan bagaimana menyumbangkan dosis ke tetangga regionalnya untuk keuntungan politik.

Staf WHO, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya karena takut akan pembalasan, mengatakan Kasai juga menekan personel WHO untuk memprioritaskan sumbangan vaksin dari Jepang daripada upaya COVAX yang didukung oleh PBB.

Kasai membantah dia pernah secara tidak pantas berbagi informasi dengan Jepang.

“Saya tidak pernah menekan staf untuk memfasilitasi sumbangan dari Jepang daripada COVAX,” katanya kepada AP.

Baca Juga: Varian Omicron Berbahaya Bagi Mereka yang Belum Vaksinasi Covid-19, Kata WHO

Staf kantor Organisasi Kesehatan Dunia WHO wilayah Pasifik Barat yang masih aktif dan sudah tidak aktif di WHO menuduh direktur WHO wilayah Pasifik Barat berperilaku rasis, tidak etis, dan kasar yang telah merusak upaya badan kesehatan PBB itu untuk mengekang pandemi virus corona, seperti dilansir Associated Press, Kamis, (27/1/2022). (Sumber: AP Photo/Bullit Marquez)

WHO sudah pernah menangani keluhan internal dari staf yang menuduh rasisme sistemik, seksisme, dan pelanggaran lainnya sebelumnya.

Tahun lalu, investigasi AP menemukan bahwa manajemen senior WHO diberitahu tentang beberapa laporan pelecehan seksual yang melibatkan stafnya sendiri selama epidemi Ebola di Kongo, tetapi gagal bertindak.

Penulis email WHO di Asia mengatakan sebagian besar dari mereka telah “secara menyeluruh” mengajukan keluhan melalui berbagai mekanisme WHO, termasuk ombudsman, hotline etika, dan kantor pengawasan internal, tetapi belum diberitahu tentang penyelidikan apa pun.

Di bawah struktur WHO, direktur regional sebagian besar hanya bertanggung jawab kepada negara-negara anggota yang memilih mereka dan kepada dewan eksekutif yang mengonfirmasi pilihan mereka. Kasai bisa mencalonkan diri lagi tahun depan ketika masa jabatannya saat ini berakhir.

Kasai tidak melapor kepada direktur jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, tetapi “semua staf tunduk pada wewenang Direktur Jenderal,” menurut aturan badan tersebut.

Markas besar WHO di Jenewa mengatakan dalam email bahwa mereka "mengetahui tuduhan itu dan mengambil semua langkah yang tepat untuk menindaklanjuti masalah ini."

Kasai mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa dia “siap untuk bekerja sama sepenuhnya dengan proses apa pun untuk menyelidiki masalah yang telah diangkat.”

Pada pertemuan virtual minggu ini, dewan eksekutif WHO dijadwalkan untuk membahas masalah termasuk tanggapan yang sedang berlangsung terhadap pandemi COVID-19.

Juga dalam agenda adalah berbagai "masalah manajemen," termasuk pencegahan pelecehan dan penyalahgunaan kekuasaan, serta "peningkatan upaya untuk mengatasi rasisme."

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV/Associated Press


TERBARU