> >

Amerika Serikat Tolak Usulan yang akan Memperkuat WHO

Kompas dunia | 23 Januari 2022, 18:26 WIB
Dirjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus pada sebuah konferensi pers di Jenewa. Pemerintah Amerika Serikat, Minggu (23/1/2022), dilaporkan tidak setuju dengan suatu rencana reformasi karena khawatir atas kemampuan WHO menghadapi ancaman di masa depan, termasuk dari China. (Sumber: Straits Times)

WHO sendiri menanggapi pertanyaan dengan mengatakan, "hanya dana yang fleksibel dan dapat diprediksi yang dapat memungkinkan WHO untuk sepenuhnya mengimplementasikan prioritas Negara Anggota".

Donor utama Uni Eropa, termasuk Jerman, mendukung rencana tersebut, bersama dengan sebagian besar negara Afrika, Asia Selatan, Amerika Selatan, dan Arab, kata tiga pejabat Eropa.

Usulan itu akan dibahas pada pertemuan dewan eksekutif WHO minggu depan tetapi perpecahan pendapat bukan berarti tidak ada kesepakatan yang bisa diharapkan, kata tiga pejabat tersebut.

WHO memastikan saat ini tidak ada konsensus di antara negara-negara anggota, dan mengatakan pembicaraan kemungkinan akan berlanjut hingga pertemuan tahunan Majelis Kesehatan Dunia pada bulan Mei, yaitu badan pembuat keputusan utama lembaga di bawah PBB tersebut.

Donor Eropa khususnya mendukung pemberdayaan, daripada melemahkan, organisasi multilateral termasuk WHO.

Seorang pejabat Eropa mengatakan, rencana AS "menyebabkan skeptisisme di antara banyak negara", dan memandang pembentukan struktur baru yang dikendalikan oleh donor, bukan oleh WHO, akan melemahkan kemampuan badan tersebut untuk memerangi pandemi di masa depan.

Washington dalam beberapa waktu terakhir memang kerap mengkritik WHO.

Mantan Presiden Donald Trump menarik AS keluar dari WHO setelah menuduh WHO membela keputusan China untuk menunda berbagi informasi ketika Covid-19 muncul di negara itu pada 2019.

Pemerintahan Biden bergabung kembali segera setelah menjabat, tetapi para pejabat mengatakan, mereka berpikir WHO membutuhkan reformasi yang signifikan, serta mereka mengangkat isu kekhawatiran tentang tata kelola, struktur, dan kemampuannya untuk menghadapi ancaman yang meningkat, tidak terkecuali dari China.

Salah satu pejabat Eropa mengatakan, negara-negara besar lainnya, termasuk Jepang dan Brasil, juga ragu dengan proposal reformasi WHO.

Seorang pejabat Brasil yang mengetahui diskusi tersebut mengatakan, Brasil setuju usulan pendanaan WHO perlu dipertimbangkan, tetapi mereka menentang proposal untuk meningkatkan kontribusi karena telah mengalami defisit dalam mengatasi virus dan sekarang menghadapi krisis fiskal.

Sebaliknya, pejabat itu mengatakan, WHO perlu menyelidiki cara lain untuk mengumpulkan dana, seperti membebankan biaya untuk layanannya, memotong biaya atau merelokasi operasi ke negara yang lebih murah.

"Meningkatkan kontribusi harus menjadi pilihan terakhir," kata pejabat itu, yang tidak berwenang untuk berbicara secara terbuka tentang diskusi tersebut.

Dua pejabat Eropa mengatakan, posisi China mengenai hal ini belum jelas. Sementara pejabat ketiga memasukkan Beijing di antara pengkritik proposal tersebut.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : Kompas TV/Straits Times


TERBARU