> >

Disindir AS, Pasukan Aliansi Rusia akan Tinggalkan Kazakhstan Dua Hari ke Depan

Kompas dunia | 11 Januari 2022, 18:13 WIB
Ilustrasi. Tentara Kazakhstan berjaga dengan kendaraan lapis baja selama demonstrasi berdarah yang meletus pada pekan lalu. Pasukan gabungan CSTO yang diterjunkan ke Kazakhstan disebut akan ditarik dua hari ke depan. (Sumber: RU-RTR via Associated Press)

NURSULTAN, KOMPAS.TV - Pasukan penjaga perdamaian dari Organisasi Traktat Keamanan Kolektif (CSTO) yang dipimpin Rusia akan meninggalkan Kazakhstan dua hari ke depan. Hal ini disampaikan oleh Presiden Kazakhstan Kassym-Jomart Tokayev, Selasa (11/1/2022).

“Misi utama pasukan penjaga perdamaian CSTO sudah berhasil diselesaikan,” kata Tokayev dalam rapat parlemen sebagaimana dikutip DW.

Tokayev menyebut proses penarikan pasukan tidak akan sampai melebihi 10 hari.

Sekitar 2.500 pasukan CSTO diterjunkan ke Kazakhstan untuk membantu memulihkan ketertiban di tengah demonstrasi berdarah sepanjang pekan lalu.

Demonstrasi tersebut dipicu oleh kenaikan harga LPG, bahan bakar utama warga Kazakhstan. Namun, usai tuntutan ekonomis dipenuhi, kerusuhan tetap terjadi selama beberapa hari, menewaskan lebih dari 160 orang.

Baca Juga: Demo Berdarah di Kazakhstan Bisa Pengaruhi Perkembangan Konflik Rusia dengan NATO-Ukraina

Pemerintahan Tokayev pun meminta bantuan CSTO. Organisasi ini adalah aliansi keamanan enam negara bekas Uni Soviet, dipimpin oleh Rusia.

Selain Rusia, Belarusia dan Kirgizstan turut menerjunkan pasukan ke Kazakhstan. Pasukan gabungan ini diminta menjaga titik-titik strategis di negara itu.

“Hingga saat ini, tidak ada provokasi atau upaya menerobos area penjagaan yang terdeteksi,” kata Wakil Komandan Pasukan Khusus Belarusia Sergey Andreev kepada Associated Press.

Penerjunan pasukan yang kebanyakan dari Rusia ini sempat disindir oleh Amerika Serikat. Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken menyebut, sekalinya Rusia berada di “rumahmu”, akan sulit menyuruh mereka pergi.

Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Associated Press


TERBARU